Mbay, Ekorantt.com – Melkior D. Wea [58], warga Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo menceritakan kondisinya saat gempa bumi magnitudo 7,4 mengguncang Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur [NTT] pada Selasa, [14/12/2021] Pukul 11.20 WITA.
Ia berkata, perasaannya campur aduk saat guncangan gempa mulai membesar. Bahkan ia sempat merasa linglung.
“Saya kehilangan konsentrasi, bahkan sempat linglung,” ujar Melkior.
Perasaan tidak enak dirasakan Melkior lantaran mengingatkan kembali peristiwa gempa bumi pada 12 Desember 1992 yang sempat menimpahnya. Saat itu ia panik lalu berlari dari sebuah bangunan tua di Nangaroro dan ditindih sebatang balok sampai kritis.
Ia dilarikan ke tempat pelayanan kesehatan dan mendapatkan perawatan medis secara intensif.
“Pas tadi gempa yang lumayan besar, saya pusing. Selain pusing karena gempa hari ini, juga pusing mengingat kembali gempa 92 [1992]. Saya benar-benar trauma dan pusing,” kata Melkior.
Melkior mengaku saat gempa hari ini terjadi, ia sedang mengerjakan [tukang] sebuah bangunan di wilayah Nangaroro. Ia lalu menghindar dan menyelamatkan diri ke area yang lapang.
“Saya akhirnya tidak lanjut kerja. Saya minta izin, karena saya merasa trauma sampai saat ini,” pungkas dia.
Dikabarkan, gempa bumi mengguncang wilayah NTT yang berpusat di 112 km barat laut Larantuka, NTT tepatnya di 7.59 lintang selatan dan 122.24 bujur timur. BMKG bahkan mengeluarkan peringatan bahwa gempa itu berpotensi tsunami.
Gempa bumi yang berkekuatan lebih besar dari gempa 1992 ini cukup terasa hingga di wilayah Kabupaten Nagekeo. Masyarakat pun berhamburan menyelamatkan diri masing-masing.
Ian Bala