Minim Sarana Permainan Edukatif, Pengelola PAUD Nelle: Tiada Rotan-Akar Pun Jadi

Maumere, Ekorantt.com – Alat Permainan Edukatif (APE) sebagai salah satu sarana penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Namun sayang, minimnya alat permainan dalam (ruangan) membuat Pengelola PAUD Stella Maris, Desa Nelle Lorang, Kecamatan Nelle, Kabupaten Sikka, Elisabeth Martina (48) putar otak untuk mencari jalan keluar. Ia menggunakan biji-bijian sebagai pengganti.

“Kami menggunakan barang dari alam dan barang bekas lainnya. Seperti istilah klasik tiada rotan akar pun jadi. Anak-anak sangat menikmati semua peralatan seadanya itu,” ujar Martina kepada Ekora NTT, Rabu (19/01/2022).

Mery, demikian ia disapa, mengatakan untuk membuat alat permainan edukatif ia menggunakan kemiri, jagung, dan kelor sebagai pengganti. Ia juga menggunakan barang bekas seperti kardus sebagai alat edukatif.

Ia menyatakan lembaga pendidikan usia dini itu masih minim alat permainan edukatif dalam seperti mobil-mobilan, permainan masak, boneka, puzzle balok, mainan pesawat, helikopter.

Kemudian kurangnya bahan mainan tiruan buah-buahan, tiruan binatang peliharaan, binatang hutan, binatang laut dan serangga.

“Murid dari tahun ke tahun bertambah. Saat ini tercatat 22 orang dengan kisaran usia 3-4 tahun. Alat permainan edukatif masih sangat  kurang dibanding dengan jumlah murid dan insentif tutor tidak menyurutkan semangat kami,” kata Mery.

Insentif dari desa sebesar Rp150 ribu tidak mematahkan semangat para tutor dan pengelola PAUD tersebut. Bahkan mereka berkomitmen untuk tetap sabar demi mencerdaskan anak bangsa.

“Menyandang nama Stella Maris yaitu Bunda Maria yang memiliki salah satu gelar yaitu Bintang Laut sebagai pembimbing dan pelindung bagi pekerja di PAUD. Oleh karenanya anak-anak PAUD kami anggap sebagai malaikat-malaikat kecil,” ujar Mery.

Pada bagian lain, Mery juga tak menafikan belasan tahun (sejak 2009) mengabdi di PAUD Stella Maris dengan insentif jauh dari yang diharapkan. Dan juga dengan kehidupan keluarga dengan empat orang anak tentu butuh perbaikan kesejahteraan hidup keluarga.

“Sebagai tutor PAUD tentu juga sama dialami oleh teman-teman tutor lainnya di Kabupaten Sikka yang sudah mengabdi belasan tahun mencerdaskan anak bangsa,  kami minta perhatian Pemerintah Kabupaten Sikka,” ucap Mery.

Untuk diketahui, sejak tahun 2017-2019 insentif tutor dari Desa Nelle Lorang sebesar Rp150 ribu per bulan. Tahun 2020, pihak desa mengasistensi ke BPMD dan tidak bisa dibiayai karena PAUD tersebut milik perorangan. Sejak Januari 2022, PAUD tersebut diserahkan ke Pemerintah Desa Nelle Lorang.

Yuven Fernandez

TERKINI
BACA JUGA