JNE Merawat Asa Pelaku UMKM di NTT

Maumere, Ekorantt.com – Pendapatan Galeri Kopi Sibakloang di Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, anjlok saat awal pandemi Covid-19. Usaha yang dirintis sejak 2016 itu sempat keteteran.

“Saat pandemi seperti ini otomatis orang tidak ke mana-mana, orang stay di tempat. Semua pembelanjaan yang offline otomatis turun. Penjualan produk UKM kita jauh di bawah 50 persen,” cerita pemilik Galeri Kopi Sibakloang, Isye Fernandez (43) kepada Ekora NTT pada pertengahan Januari 2022 lalu.

Hal ini menegaskan data Bank Indonesia bahwa sekitar 87,5 persen dari 64,2 juta UMKM di Indonesia terdampak pandemi Covid-19. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sekitar 4.157 UMKM di NTT terombang-ambing akibat pandemi. Pendapatan dari UMKM di NTT melorot hingga 75 persen.

Mengantisipasi hal itu, Isye meningkatkan penjualan melalui pasar digital. Ia mendaftarkan produk-produknya ke beberapa marketplace demi menggaet pelanggan luar daerah. Isye juga melakukan diversifikasi usaha tanpa meninggalkan produk utama yakni kopi. Dia menambah produk-produk jualan seperti masker dan hand sanitizer untuk memenuhi kebutuhan desa, Puskesmas, dan rumah sakit di Kabupaten Sikka.

“Sebelumnya kita hanya daftar di satu marketplace. Pada pertengahan 2020, kita sudah masuk di beberapa marketplace. Saya juga minta salah satu staf untuk bikin konten-konten kreatif,” jelas Isye.

Pada saat yang sama, pemerintah pusat melalui kerja sama lintas kementerian, memberikan pelatihan online bagi pelaku UMKM. Isye tak menyia-nyiakan kesempatan dan mengikuti kelas pelatihan digital marketing. Dari 300 pelaku UMKM yang mengikuti kelas pelatihan, Galeri Kopi Sibakloang menjadi salah satu dari 25 peserta yang mendapatkan hak domain tanpa dipungut biaya.

“Puji Tuhan kita dapatkan domain sendiri. Namanya Sibakloang.id. Di dalamnya kita pajang berbagai macam produk kopi, makanan, non kuliner, kemudian ada beberapa produk lain sehingga customer bisa membeli secara online,” tutur Isye.

Didukung oleh promosi di media sosial, tidak sedikit pelanggan yang memesan produk Galeri Kopi Sibakloang melalui pasar digital. Masalah pemasaran yang terdampak di awal pandemi perlahan-lahan menemukan jalan keluar. Isye kian optimis dengan akses pemasaran produknya.

“Pesanan datang dari Labuan Bajo yang paling banyak, juga Kupang. Ada juga dari Jakarta, Bekasi, dan daerah lain di Jawa yang lihat produk kita di marketplace, lalu pesan,” tutur Isye.

JNE, Teman Perjalanan

Isye menuturkan bahwa kesuksesan pemasaran produknya di pasar digital tidak terlepas dari peran jasa logistik JNE.

“Biasanya kita beli kemasan, beli bahan baku untuk produk. Kita beli dari Jakarta dan Bandung. Dan kita kirim lewat JNE. Ke Labuan Bajo paling sering kita kirim kopi. Biasa kita pakai JTR JNE,” tutur Isye.

Menurutnya, hal yang paling ia suka dari JNE adalah respons cepat. JNE menjemput kiriman ke pelanggan, bukan pelanggan yang mengantar kiriman ke kantor JNE.

“Ketika saya telepon minta untuk pengiriman, mereka cepat datang ambil kiriman. Kami jarang sekali ke kantor JNE untuk antar barang kiriman. Mereka yang datang ambil di sini,” ujarnya.

JNE juga, kata dia, ibarat teman perjalanan di saat pandemi. Hal itu ia rasakan ketika JNE menjadi sponsor dalam kegiatan pelatihan Bangga Buatan Indonesia di Maumere.

“Kita senang karena JNE memfasilitasi pelatihan digital marketing. Tentu kita bersemangat walaupun ada pandemi,” ucap Isye.

Hal yang sama diakui oleh Sonya Da Gama, salah satu pemilik galeri tenun di Kabupaten Sikka.

Menurut Sonya, selain menikmati kemudahan dalam pengiriman produknya, JNE memberikan asupan semangat di tengah pandemi.

JNE memfasilitasi keberangkatan Sonya dan beberapa pelaku UMKM lain ke Labuan Bajo untuk mengikuti pameran pada acara Anugerah Pesona Indonesia pada Mei 2020.

“Kita waktu itu diboyong ke Labuan Bajo. Kita bersyukur JNE membantu. Artinya, kita disuntik semangat begitu. Luar biasa,” pungkas Sonya.

Rajut Kolaborasi

Head Of Sales Marketing JNE Kupang, Fuad Rofiq kepada Ekora NTT pada 22 Januari 2022 mengatakan bahwa JNE sudah dan akan terus merajut kolaborasi dengan banyak pihak dalam menopang UMKM daerah-daerah.

“Kita dukung pelaku UKM untuk terus berkembang. Khusus di NTT, banyak pelaku UKM yang menggunakan jasa kita. Meskipun belum ada data tentang UMKM, tapi secara persona, kita bisa pastikan para pelaku UMKM sudah memanfaatkan jasa logistik kita,” tuturnya.

Pembukaan kantor JNE di beberapa wilayah NTT, kata Fuad, terus dilakukan demi memperlancar pengiriman barang dari pelosok ke pelosok dalam lingkup wilayah Indonesia.

“Kita juga terus menjalin kerja sama dengan teman-teman pelaku usaha di sini. Kita kolaborasi bersama untuk kemajuan daerah. Kita tahu bahwa persentase UKM kita cukup banyak,” pungkasnya.

Di tengah situasi pandemi Covid-19, JNE menjadi salah satu penolong bagi pelaku UMKM. Isye mengaku sangat berterima kasih kepada pihak JNE yang telah memudahkan pengiriman produknya ke luar daerah.

“Dalam waktu dekat, saya akan menandatangani perjanjian kerja sama dengan pihak JNE sebagai member platinum,” kata Isye. #JNE31tahun, #JNEMajuIndonesia, #jnecontentcompetition2021

TERKINI
BACA JUGA