SMAK St. Fransiskus Saverius Asah Kemampuan Siswa Lewat Program Literasi Public Speaking

Ruteng, Ekorantt.com – Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) St. Fransiskus Saverius mengasah rasa percaya diri dan keberanian siswa.

Hal ini dilakukan melalui program literasi public speaking di sekolah. Dalam program ini, para siswa saling memberikan motivasi dan berbagai pengetahuan.

Kepala SMAK Fransiskus Saverius Ruteng, Romo Martin W. Wilian, mengatakan bahwa program tersebut merupakan program sekolah dalam menggenjot literasi public speaking di kalangan siswa dan siswi.

“Hanya dengan metode ini, siswa-siswi bisa lebih percaya diri, lebih berani tampil dan apa yang mereka buat sebenarnya membagikan apa yang mereka baca, temukan, dan refleksikan,” ujar Romo Martin saat dihubungi Ekora NTT, Senin (21/2/2022).

Lebih jauh, Romo Martin mengatakan bahwa program tersebut sebetulnya telah dimulai pada awal semester. Pihaknya pun menargetkan hingga akhir semester, minimal 80% siswa-siswi SMAK Fransiskus Saverius bisa berbicara di hadapan teman-teman lain melalui forum terbuka.

iklan

“Mengapa program ini gencar? Kami melihat siswa-siswi kami sudah punya potensi (bakat, kemampuan, keterampilan) namun belum percaya diri dan berani. Nah, kami butuh sebuah medium untuk mengasah rasa percaya diri dan keberanian, yakni melalui literasi public speaking,” jelas Romo Martin.

Tak hanya itu, Romo Martin mengemukakan bahwa program ini berjalan lancar dan anak-anak pun sangat antusias serta serius menyiapkan diri untuk saling berbagi pengalaman.

“Hal ini justru didukung oleh digital library (digilib) yang dapat mereka akses atau baca di mana saja,” jelasnya.

Praktik literasi public speaking di SMAK Fransiskus Saverius Ruteng

Sementara itu, Pinky Supardi, seorang siswi kelas XI berharap program literasi yang sudah dijalankan selama ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Pinky menambahkan bahwa pengetahuan yang didapat juga akan semakin banyak, karena tidak hanya tentang pelajaran pokok di sekolah saja tetapi ada juga pengetahuan lain. Karena itu, banyak juga buku yang mungkin tidak berkaitan dengan pelajaran yang diajarkan di sekolah tetapi bisa meningkatkan kemampuan siswa.

“Misalnya saja kemampuan dalam public speaking itu saya rasa memang harus ditingkatkan, seperti yang sudah dilakukan selama ini yaitu kegiatan briefing pagi,” jelasnya.

Pinky dengan berani mengakui bahwa hal itu juga memiliki hubungannya dengan kegiatan literasi. Tujuannya sudah jelas, dengan banyak membaca akan bisa terbiasa untuk melatih diri berbicara dan mengungkapkan ide-ide yang diaplikasikan dari buku yang sudah dibaca.

Menurutnya, public speaking merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang, tapi sejauh ini mungkin tidak semuanya memiliki keberanian untuk melakukan itu.

“Jadi, saya rasa kegiatan briefing pagi itu penting, karena banyak yang ingin berpendapat atau berbicara tetapi mungkin masih ragu atau belum berani,” kata Pinky.

Di sisi lain, Afri Mudirianti, siswi kelas XII juga memberikan pandangannya. Menurut dia, program literasi public speaking dapat menambah pengetahuan, wawasan, kepercayaan diri, dan banyak nilai lain dalam diri peserta didik.

Afri berpendapat, program ini sangat bermanfaat karena melatih siswa untuk lebih percaya diri berbicara di depan umum. Kepercayaan diri harus dibangun dan tidak boleh dipendam.

“Terima kasih kepada Romo Martin dan para guru yang mendorong siswa dengan memberikan ruang yang bebas dalam program ini. Kebijakan sekolah ini amat membantu perkembangan literasi siswa, karena membuka ruang bagi ekspresi diri yang mungkin sulit ditemukan di tempat lain,” tutupnya.

Adeputra Moses

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA