Maumere, Ekorantt.com – Viral di Facebook, postingan Laurensius Liko tentang video pendek berdurasi 20 detik. Tampak dalam video tersebut belasan anak-anak Sekolah Dasar hendak menyeberang sungai ditemani seorang ibu guru.
Ketika hendak menerobos masuk ke aliran sungai yang sedang banjir dengan warna air cokelat kehitaman, terdengar suara teriakan dalam bahasa Sikka-Maumere untuk tidak melewati sungai atau kali tersebut.
“Lopa paksa, lopa paksa, walong sai, walong sai,” teriak warga yang memohon supaya anak-anak tidak memaksa untuk menerobos banjir dan sebaiknya pulang.
Ketika dihubungi Ekora NTT via WhatsApp, pemilik akun Facebook Laurensius Liko (35) mengatakan bahwa video tersebut adalah hasil rekaman dari handphone pribadi miliknya.
Laurensius menambahkan bahwa pagi tadi, Rabu (23/02/22), dirinya merekam video tersebut ketika anak-anak hendak bergerak menuju sekolah.
Namun, apa daya ketika hendak menyeberang, banjir cukup deras menjadi penghalang anak-anak yang tampak antusias hendak menuju ke SDN Liangawo, Dusun Wolomapa, Desa Wairbeler, Kecamatan Waigete.
“Jangkuan jauh ke SD Liangawo, mereka harus lewat kali tersebut. Jalan penghubung dua desa sudah ada dan dibuat semenisasi, cuma di kali itu belum dibuatkan jembatan,” kata Laurensius.
“Beberapa waktu lalu, bupati pernah turun untuk bantu dan bapak bupati juga sudah survei di kali tadi, hanya kami butuh sekali dan sangat mendesak supaya cepat ditindaklanjuti,” sambungnya.
Laurensius menambahkan bahwa setidaknya Pemerintah Kabupaten Sikka atau para anggota dewan bisa secepatnya mengambil tindakan, mengingat bahwa anak-anak punya semangat untuk bersekolah.
“Minimal dari Pemkab atau para anggota dewan bisa membantu,” tuturnya.
Ketika ditanya soal anak-anak masuk sekolah hari ini, Laurensius mengatakan bahwa sebagian anak-anak tidak sekolah. Sementara, anak-anak yang terlihat dalam video tersebut memilih pulang ke rumah dan belajar dari rumah.
Diketahui, dalam video tersebut, menurut Laurensius, ada seorang guru TK yang berusaha membantu anak-anak menyeberang, tapi karena kondisi banjir yang deras, maka warga meminta untuk tidak menerobos.
Eto Kwuta