Maumere, Ekorantt.com – Kondisi bangunan Taman Kanak-Kanak (TKK) Santo Martinus Bola di Desa Bola, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, NTT, mengalami kerusakan pada beberapa bagian gedungnya.
Pantauan Ekora NTT pada Rabu (16/11/2022), ada genangan air di dalam ruangan kelas karena atap seng bocor serta kayu penyangga yang sudah lapuk. Sementara toilet juga tak memiliki atap.
Lebih jauh, ada 3 ruangan; 2 di antaranya rusak parah. Di lain sisi, 1 ruang kelas dengan atap menggunakan terpal difungsikan untuk belajar mengajar bagi 20 peserta didik.
Kepala sekolah TKK Santo Martinus, Ani Bela, menjelaskan, meski memprihatinkan, proses kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
“Kondisi bangunannya sangat mengkhawatirkan kami para guru dan siswa serta orang-tua murid. Apalagi bangunan ini kalau kita lihat sudah tua sejak tahun 1998,” ujarnya.
“Jika hujan lebat disertai angin kencang, maka siswa dan guru harus mencari tempat yang aman agar tidak terkena tetesan hujan dari atap yang bocor, dan lantai juga tergenang air seperti kolam,” ujarnya.
Ani Bela menceritakan, sejak 2020 kondisi bangunan tersebut rusak. Ia mengaku, pihaknya dan orang-tua murid sudah berusaha mengumpat dana untuk memperbaiki sekolah tersebut.
“Kami swadaya dengan orang-tua murid beli seng 30 lembar. Tahun sebelumnya juga ada sumbangan seng lima lembar. Sehingga kami bisa perbaiki, meski masih ada ruangan yang atapnya bocor dan tidak ada atap seng,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga sudah menyampaikan langsung kepada Bupati, Kepala Desa Bola, dan BPBD, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
“Kami sudah sampaikan ke Pak Bupati, dan beliau mengatakan bahwa kalau untuk pendidikan dasar, PAUD, TK dan SD itu semuanya Dana Desa. Kami juga sudah sampaikan ke desa, dan tim verifikasi dari desa sudah sampaikan untuk perbaikan atap seng itu di tahun 2023,” kata Ani Bela.
Salah satu orang-tua murid, Lasarus Seno, mengaku, jika hujan disertai angin, atap seng ruang kelas bocor, digenangi air, dan kayu penyangga atap yang lapuk bisa roboh dan berakibat pada kecelakaan tak terduga.
“Kalau hujan dan angin membuat kami orang-tua takut, panik, kalau anak-anak masih ada di sekolah. Karena kondisi ruangan parah, takut roboh. Kasihan anak-anak dan para guru kalau hujan mereka harus cari tempat aman biar tidak kena tetesan hujan,” katanya.
Ia berharap kepada pemerintah terkait, agar cepat merespon dan membantu TKK Sabtu Martinus.