Derita Warga Borablupur, Sikka: Andalkan Lampu Minyak Tanah untuk Penerangan di Malam Hari

Maumere, Ekorantt.com – Sudah puluhan tahun warga Kampung Borablupur di Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, hidup penuh keterbatasan.

Listrik, air bersih, dan perbaikan infrastruktur jalan menjadi kerinduan mereka sejak lama.

Kampung Borablupur dihuni 58 kepala keluarga (KK) dengan total populasi 177. Untuk penerangan mereka mengandalkan lampu minyak tanah.

Sementara beberapa warga menggunakan lampu super ekstra hemat energi (Sehen). Namun hanya bisa dipakai saat cuaca cerah, sebab sumber listriknya berasal dari tenaga surya atau matahari.

Gervinus Moa, warga setempat, mengungkapkan, ketiadaan jaringan listrik perusahaan Listrik Negara (PLN) membuat siswa sulit belajar saat malam hari.

iklan

“Bagaimana anak-anak kami mau pintar kalau belajar masih pakai lampu pelita atau lilin. Kalau pakai itu dekat api bisa kena mata. Dan asap lampu pelita bisa masuk ke hidung anak-anak,” ungkapnya.

Belum lagi saat musim kemarau, mereka terpaksa merogoh kocek untuk membeli air. Harganya cukup mahal, untuk ukuran jeriken 10 liter dijual Rp 10.000, sementara satu profil tank ukuran kecil dijual dengan harga Rp100 ribu.

“Air bersih kami pakai beli di mobil pikap yang datang jual langsung dari rumah ke rumah. Air yang kami beli hanya untuk kebutuhan masak dan minum saja. Kalau buat cuci dan mandi anak-anak ke sekolah harus hemat,” katanya.

Sementara infrastruktur, lanjut Gervasius, masih jalan tanah, sebagiannya rabat. Mereka pun harus menempuh perjalanan sejauh empat kilometer dengan berjalan kaki.

Parahnya lagi, tuturnya, ketika ada warga yang sakit, meninggal, ataupun ibu-ibu yang hendak melahirkan, warga harus menandunya.

“Kalau ada warga yang mau ke Desa Bola atau Kota Maumere harus jalan kaki sejauh empat kilo meter. Nanti sampai di jalan raya Bola-Waipare tepatnya di pertigaan Wolonbetan baru naik angkutan desa,” ujarnya.

Gervasius berharap ada perhatian dari Pemkab Sikka agar infrastruktur di kampung itu bisa dibangun

“Kami juga ingin merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat lainnya di Kabupaten Sikka,” tuturnya.

Penjabat Desa Bura Bekor, Nolastus, mengaku, telah melaporkan ketiadaan jaringan listrik di Kampung Borablupur ke instansi terkait. Menurut informasi yang ia terima proposal sudah dikirim ke PLN Pusat.

Ia membenarkan, kalau sampai saat ini sebagian warga masih menggunakan lampu minyak tanah karena lampu Sehen bantuan yang selama ini digunakan warga sudah rusak.

Sementara infrastruktur jalan, beber Nolas, dari Wolonbetan ke Borablupur baru dirabat satu kilometer. Dari satu kilo meter itu, 400 meter pembangunan rabat bersumber dari dana pokir salah seorang anggota DPRD Sikka. Sisanya murni swadaya dari warga.

“Jadi total jalan yang sudah dirabat itu sepanjang satu kilo meter. Masih tiga kilo meter lagi yang belum dirabat,” ujar Nolas kepada Ekora NTT, Minggu, 19 Maret 2023.

Sementara terkait air bersih, Nolas menuturkan, saat musim hujan warga menampungnya di bak penampung air. Jika kemarau mereka membeli air tangki.

Ia menambahkan, pihaknya sudah sering mengusulkan dalam musyawarah desa maupun kecamatan agar Kampung Borablupur mendapat perhatian dari pemerintah. Namun sampai sekarang belum ditindaklanjuti.

TERKINI
BACA JUGA