Mbay, Ekorantt.com – Kabupaten Nagekeo menjadi salah satu wilayah di NTT yang ikut terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.
Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Ghele Raja, mengatakan Kabupaten Nagekeo terdampak semburan abu vulkanik yang cenderung menyebar dengan arah angin ke barat dan barat daya.
“Sebaiknya masyarakat (Nagekeo) menggunakan masker pelindung agar terhindar dari gangguan pernapasan,” ujar Zakarias kepada Ekora NTT, Kamis, 4 Januari 2024.
Ia menjelaskan dari data peta pemantauan menunjukkan adanya kadar SO2 (belerang) yang tinggi menyebar di wilayah barat daya-barat laut Kabupaten Nagekeo.
Sementara kadar belerang menengah tersebar di wilayah timur laut hingga selatan Kabupaten Nagekeo serta selatan Kabupaten Ngada.
Ia mengimbau agar masyarakat yang bermukim berdasarkan peta penyebaran kadar gas belerang tersebut mengenakan masker pelindung.
Lebih lanjut Zakarias menjelaskan sebaran gas belerang berdasarkan peta yang terlihat berdampak pada sejumlah wilayah.
Gas belerang tinggi menyebar di sebagian besar wilayah Kabupaten Ende, Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur serta barat laut Kabupaten Sikka dan wilayah barat daya-barat laut Kabupaten Nagekeo.
“Kadar SO2 mulai berkurang di wilayah tenggara Kabupaten Ende, timur laut-barat daya Kabupaten Sikka serta wilayah barat laut Kabupaten Manggarai Barat,” jelas dia.
Untuk diketahui, Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur mulai menunjukkan gejala erupsi pada 23 Desember 2023.
Kondisi itu terjadi setelah sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status dari level I (Normal) ke level II (Waspada) pada 17 Desember 2023.
Kemudian pada 1 Januari 2024, PVMBG menaikkan status dari level II (Waspada) ke level III (Siaga) karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik berdasarkan pemantauan visual dan kegempaan.