SMPN 4 Wulandoni Terapkan Ujian Sekolah Berbasis Presentasi Makalah

Ia pun berharap agar Pemerintah Kabupaten Lembata atau Pemerintah Provinsi NTT mengupayakan kestabilan jaringan di Desa Tapobali.

Lewoleba, Ekorantt.com– SMPN 4 Wulandoni menerapkan ujian sekolah berbasis presentasi makalah atau assesment alternative collaborative untuk sembilan siswanya, Sabtu, 20 April 2024.

Sekolah yang berlokasi di Desa Tapobali, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata itu membagikan sembilan peserta ujian ke dalam tiga kelompok.

Setiap kelompok terdapat satu orang guru pembimbing dan tiga orang guru penguji.

Mata pelajaran yang diuji yakni, Bahasa Inggris dan Pendidikan, Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

iklan

Kepala SMPN 4 Wulandoni Gabriel Emi menjelaskan, Kurikulum Merdeka sudah mengamanatkan agar sekolah melaksanakan ujian presentasi makalah.

SMPN 4 Wulamdoni, kata dia, menjadi salah satu lembaga pendidikan di Kecamatan Wulandoni yang menerapkan ujian sekolah berbasis presentasi makalah.

Menurut Gabriel, tujuan ujian sekolah berbasis presentasi makalah yakni untuk membina mental peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih matang saat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada ujian ini, lanjut dia, SMPN 4 Wulamdoni menghadirkan orangtua siswa untuk menyaksikan secara langsung “bagaimana mental dan perkembangan anak selama menimba ilmu di sekolah.”

“Memang di dalam Kurikulum Merdeka itu sudah diamanatkan. Lembaga SMPN 4 mulai dengan ujian perdana ini, di mana kolaborasi antara guru mata pelajaran yang seperti tadi dilakukan adalah kolaborasi dari guru Bahasa Inggris dan PJOK,” jelasnya.

Ia berharap dengan ujian presentasi makalah, mental siswa SMPN 4 Wulandoni sudah terbiasa.

“Untuk hal seperti ini kalau kita tidak mulai dari SMP, maka ke jenjang lebih ke atas itu akan grogi dan agak setengah mati,” tandas Gabriel.

Ia meyakini jika latihan presentasi makalah dimulai dari SMP maka ke depannya siswa sudah terbiasa dan lebih percaya diri.

Yuliana Carisa Bota Ledun (15) salah satu peserta ujian kelas IX mengaku bangga bisa mengikuti ujian sekolah dengan sistem presentasi makalah.

Menurut dia, model ujian seperti ini sangat membantu dalam membina mental peserta didik agar mampu memprentasikan tugas atau materi yang diberikan oleh guru mata pelajaran.

Lalu, bisa membantu dalam menguasai materi makalah yang dipresentasikan di depan guru dan orangtua murid.

Hadapi Kendala

Gabriel mengaku persiapan ujian ini berlangsung selama satu bulan. Guru mata pelajaran sudah membimbing siswanya selama masa persiapan.

Namun dalam perjalanan, lanjut dia, ada beberapa kendala yang dihadapi yakni partisipasi untuk mengikuti bimbingan dari guru pembimbing masih kurang.

Selain itu, ketersediaan buku refrensi dan akses jaringan juga menjadi kendala bagi siswa untuk mendapatkan materi saat penyusunan makalah.

“Tahun sebelumnya akses jaringan memungkinkan untuk melakukan ujian berbasis CBT (Computer Based Test), namun dalam pelaksanaan CBT ada kendala pada akses jaringan akibat pemadaman listrik (PLN),” kata Gabriel.

Ia pun berharap agar Pemerintah Kabupaten Lembata atau Pemerintah Provinsi NTT mengupayakan kestabilan jaringan di Desa Tapobali.

Gabriel juga berharap pemerintah bisa menggulirkan dana untuk pengadaan mesin generator. Ini penting untuk mengantisipasi pemadaman listrik saat ujian berlangsung.

Senada dengan Gabriel, Carisa juga mengaku ada beberapa kendala saat persiapan materi makalah.

Sejumlah kendala tersebut yakni ketersediaan buku refrensi yang tidak memadai dan akses jaringan internet yang tidak mendukung.

Meski demikian, ia tetap berharap agar SMPN 4 Wulandoni terus menjalankan ujian sekolah berbasis persentasi makalah.

Kemudian, pihak sekolah terus berupaya agar akses jaringan lebih stabil lagi guna mempermudah peserta didik dalam mencari referensi di internet.


Jurnalis warga: Andika Kilok

TERKINI
BACA JUGA