Oelamasi, Ekorantt.com– Penjabat Bupati Kupang Alexon Lumba mengatakan, gereja adalah mitra utama pemerintah dalam pembangunan.
Menurut dia, gereja dan pendeta, serta jemaat yang juga adalah warga masyarakat Kabupaten Kupang harus menjadi mitra pemerintah untuk bertanggung jawab mengatasi segala masalah yang ada.
“Gereja merupakan sebuah komunitas penata layanan untuk tujuan utama melanjutkan karya keselamatan Allah di dunia,” jelas Alexon saat menghadiri kebaktian minggu yang dirangkai dengan acara pisah sambut pendeta di Gereja Elim Naibonat, Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Minggu, 9 Juni 2024.
Ia mengungkapkan beberapa persoalan yang masih menjadi perhatian serius Pemkab Kupang seperti stunting, pemberantasan kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan.
Bagi Alexon, keterlibatan gereja akan semakin mempermudah usaha dan upaya pemerintah pada semua program pembangunan, sehingga peluang kemajuan dan kesuksesan program yang dijalankan semakin besar dan nyata.
“Saya berharap agar gereja dan para pendeta terus menjadi mitra dalam pelaksanaan tugas untuk mengatasi berbagai permasalahan pada semua sektor di Kabupaten Kupang tercinta ini,” harap dia.
Bentuk Penyegaran
Dalam sambutannya pula Alexon mengucapkan selamat atas perhadapan dan serah terima jabatan pendeta GMIT Elim Naibonat.
Pendeta Daud Tari dilepas warga jemaat setempat untuk bertugas di tempat baru, Gereja Genasaret Dano Ina. Para jemaat juga menyambut Pendeta Erens Fanggidae, sebagai Ketua Majelis Jemaat di Gereja Elim Naibonat Klasis Kupang Timur.
Menurut Alexon, pelayan Tuhan harus mampu melayani di mana saja. Sebab, tugas melayani adalah amanat dari panca pelayanan GMIT yang adalah kelanjutan tugas pelayanan Allah di dunia.
Ia menegaskan, mutasi di tubuh GMIT atau di mana saja adalah suatu bentuk penyegaran, sehingga pelayanan dapat semakin bertumbuh dan berkembang.
“Mencermati salah satu tugas panca pelayanan GMIT yakni penatalayanan atau oikonomia, maka seorang pendeta harus mampu melayani di mana pun ia diutus. Hal ini terjadi karena setiap anggota GMIT memiliki kewajiban untuk mewujudkan tanggung jawab secara aktif dalam persekutuan, kesaksian, pelayanan kasih, ibadah, dan penatalayanan,” ungkapnya.
Ketua Sinode GMIT yang diwakili Bendahara Sinode GMIT Yefta Sanam dalam suara gembalanya mengatakan, setiap pelayan pasti diberi kesempatan untuk melayani.
Kata dia, Pendeta Daud Tari sudah diberi kesempatan untuk melayani di Gereja Elim Naibonat. Sekarang saatnya Pendeta Erens Fanggidae yang mendapat kesempatan untuk melanjutkan pelayanan.
“Kerja sama dalam semua elemen jemaat perlu ditingkatkan karena tantangan dalam pelayanan semakin besar. Oleh karena itu kerja sama yang baik termasuk dengan pemerintah perlu ditingkatkan,” pungkas Yefta.
Ia menambahkan, saat ini banyak krisis yang dihadapi gereja dan jemaat. Itu seperti krisis etika, ekonomi, politik, dan lainnya yang tentu saja merupakan tugas yang berat.
Meski demikian, Yefta meminta untuk tidak boleh takut karena Tuhan pasti selalu ada.