Koalisi Pangan BAIK Dorong Penggunaan Dana Desa untuk Ketahanan Pangan di Flores Timur

Intervensi 20 persen dari dana desa untuk ketahanan pangan merujuk pada Peraturan Presiden nomor 104 tahun 2021

Larantuka, Ekorantt.com – Sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Pangan BAIK mendorong penggunaan dana desa di Kabupaten Flores untuk ketahanan pangan. Hal ini penting dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim yang kian mengancam, baik di skala global maupun di skala lokal.

Romo Benyamin Daud dari Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka (Yaspensel), salah satu organisasi yang masuk dalam Koalisi Pangan Baik, menyentil pentingnya alokasi 20 persen dari dana desa untuk ketahanan pangan.

“Karena dalam aturan, ada alokasi 20 persen untuk ketahanan pangan,” kata Romo Benyamin dalam kegiatan bertajuk Diseminasi Praktik Baik dan Dialog Kebijakan Iklim di Flores Timur yang berlangsung di Kantor Bappelitbangda Flores Timur, Jumat, 5 Juli 2024.

Intervensi 20 persen dari dana desa untuk ketahanan pangan merujuk pada Peraturan Presiden nomor 104 tahun 2021.

Dia mengatakan, sejumlah desa telah melakukan pemanfaatan dana desa untuk ketahanan pangan, namun “perlu masukan-masukan lagi, pemikiran-pemikiran lagi.”

iklan

Romo Benyamin juga tak menampik bahwa banyak desa yang berorientasi pembangunan infrastruktur. Artinya dana desa lebih banyak dihabiskan untuk kerja-kerja fisik seperti jalan.

Melihat fenomena di lapangan, kata Romo Benyamin, pihaknya memberikan kontribusi pemikiran kepada beberapa desa dampingan. Diharapkan, muncul gerakan bersama yang adaptif dan mitigatif berhadapan dengan perubahan iklim.

Betapa tidak, perubahan iklim telah mendatangkan persoalan yang memprihatinkan. Dari persoalan petani yang gagal panen hingga perubahan pola konsumsi masyarakat.

“Kalau kita mengeluh saja pasti masalah ini tidak akan selesai,” kata Romo Benyamin.

Dia pun mendorong semua pihak untuk memperkuat kolaborasi sehingga melahirkan advokasi yang lebih terstruktur dan efektif. Di sisi lain, lahir pula kebijakan yang adaptif dan mitigatif di tengah situasi sekarang.

Desa Aransina, salah satu desa dampingan Yaspensel, menyambut baik kerja kolaborasi itu.

“Kami pemerintah desa butuh kerja sama dengan semua pihak,” kata Kepala Desa Aransina, Yohanes Enu Koten kepada Ekora NTT.

Yohanes mengatakan, perubahan iklim sangat terasa di wilayahnya: perubahan cuaca yang tidak menentu. Hal itu tentu saja mengganggu sektor pertanian, sektor yang menjadi tumpuan masyarakat Aransina.

Berhadapan dengan situasi demikian, kata Yohanes, pemerintah desa berpijak pada kearifan lokal berupa penggunaan bibit lokal dan pupuk organik berbahan baku dari alam sekitar.

Dari sisi anggaran, pemerintah desa memperkuat kapasitas petani sekaligus intervensi dana desa untuk pertanian dan pertanian.

“Kami pemerintah harus update apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Jangan sampai kita salah sasaran. Kita alokasikan ketahanan pangan setiap tahun dan harus sesuai kebutuhan masyarakat,” tutupnya.

Untuk diketahui, Koalisi Pangan BAIK (Beragam, Adaptif, Inklusi, Kokreasi) merupakan inisiasi untuk memperkuat dan mendorong anak muda, perempuan, petani dan masyarakat pedesaan untuk menyuarakan dampak perubahan iklim dan solusi lokal, khususnya dalam sistem pangan dan pertanian ekologis.

Beranggotakan Yayasan KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia), KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan), Yayasan Ayo Indonesia, Yayasan Ayu Tani Mandiri dan Yaspensel (Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka), Koalisi Pangan BAIK bekerja di di empat kabupaten di NTT, yaitu Flores Timur, Lembata, Manggarai dan Manggarai Timur.

Program Koalisi Pangan BAIK merupakan bagian dari Program VCA (Voices for Just Climate Action) yang didukung oleh Yayasan Humanis (Humanis dan Inovasi Sosial).

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA