Pemkot Kupang Serius Tangani Isu Perlindungan Anak

Turut tampil dalam acara ini adalah enam anak muslim. Mereka mengenakan hijab dan mementaskan tarian kreasi modern.

Kupang, Ekorantt.com – Pemerintah Kota Kupang telah menunjukkan keseriusan dalam penanganan berbagai isu terkait perlindungan anak. Upaya tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan program bantuan sosial berupa beasiswa.

Staf Ahli Penjabat Wali Kota Kupang Marlin Magdalena Detag mengatakan, selain beasiswa pemerintah juga melakukan perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat, kelurahan ramah anak dan perempuan, satuan pendidikan ramah anak, pelayanan ramah anak di puskesmas, pusat kreativitas ramah anak di rumah ibadah dan program penanggulangan sunting.

“Untuk upaya ini, pemerintah butuh dukungan dari lembaga keagamaan dalam upaya perlindungan anak di Kota Kupang,” tandasnya saat menyampaikan sambutan pada perayaan Hari Anak Nasional (HAN) di Gereja BTN Kolhhua pada Selasa, 23 Juli 2024.

Meski demikian, pemerintah mencatat bahwa masih banyak persoalan terkait perlindungan dan pemenuhan hak anak yang perlu segera ditangani seperti sunting, tingginya kekerasan terhadap anak, mempekerjakan anak di bawah umur dan anak putus sekolah.

“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua bagi kita bersama untuk diselesaikan,” ucapnya.

Ribuan Anak Lintas Agama Rayakan HAN

Diketahui, perayaan HAN tahun 2024 di Kota Kupang digelar oleh Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT). Perayaan HAN tahun 2024 ini melibatkan 1400 lebih anak dari lintas agama.

Pantauan Ekora NTT, perayaan ini menampilkan berbagai kreasi kesenian anak-anak. Itu seperti tarian, permainan alat musik, paduan suara dan menyanyi.

Turut tampil dalam acara ini adalah enam anak muslim. Mereka mengenakan hijab dan mementaskan tarian kreasi modern.

Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pendeta Saneb Blegur mengatakan, perayaan HAN ini merupakan perintah Sinode.

Salah satunya adalah menerapkan gereja ramah anak. Hal tersebut telah diterapkan di seluruh gereja GMIT. Di daerah pedalaman yang sumber daya yang terbatas misalnya, namun tetap berkomitmen menerapkan gereja ramah anak.

“Komitmen untuk menjaga anak agar tidak mendapat bullying. Ini menjadi komitmen yang dibangun bersama-sama,” kata Saneb.

Pada perayaan HAN 2024 ini, GMIT menyelenggarakan One Day Kids Take Over Office di Kantor Sinode GMIT.

Pemkot Kupang Serius Tangani Isu Perlindungan Anak
Grafis bicara (Foto: Ekora NTT)

Pada program ini, anak-anak mengambil peran pada jabatan strategis di Sinode GMIT. Sebab, berdasarkan hasil analisis yang dibangun BP4 Sinode GMIT menyimpulkan bahwa anak-anak kesulitan menjadi pemimpin atau mengambil keputusan.

“Jadi di kampung-kampung kami berharap orang tua, gereja mulai memberi peran kepada anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan gereja tidak hanya sebagai simpatisan tetapi sebagai pelaku utama,” ujar Saneb.

Marlin mengatakan, perayaan HAN 2024 mengangkat tema ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’ dengan sub tema ‘Suara Anak Membangun Gereja dan Bangsa’.

Tema ini menurut dia, menjadi motivasi bagi masyarakat, orang tua, gereja dan pemerintah untuk tetap memastikan perlindungan serta pemenuhan hak-hak anak.

Pemkot Kupang, kata Marlin, memberikan apresiasi kepada Sinode GMIT yang telah berkontribusi pada perlindungan dan pemenuhan hak anak dengan mewujudkan gereja ramah anak.

“Gerakan perlindungan anak tiga model gereja ramah anak di Sinode GMIT membuktikan kesadaran tinggi untuk tidak menempatkan anak sebagai objek melainkan sebagai subjek yang harus diperankan dalam aktivitas keagamaan di gereja,” katanya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA