Bajawa, Ekorantt.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada menjelaskan soal keterlambatan pembangunan lima gedung puskesmas baru dan Rumah Sakit Pratama Riung. Padahal sesuai rencana, proyek tersebut selesai pada 30 Desember 2024 lalu.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada Heronimus Due beralasan, sejumlah pekerjaan itu terlambat akibat kontrak pekerjaan yang baru dimulai pada Agustus 2024.
“Berawal dari Surat keputusan (SK) pengguna anggaran dari atas (Sekda) keluar terlambat,” ujar Heronimus saat ditemui Ekora NTT, Kamis, 16 Januari 2024.
Selain itu, kendala yang dihadapi pihak kontraktor saat proses pekerjaan yakni urusan adat bahkan ada karyawan yang meninggal saat proses pengerjaan.
“Seperti di So’a, ada acara berburu, itu selama satu minggu tidak kerja,” jelas Heronimus.
Kendala lain yang dihadapi yakni beberapa bahan bangunan yang harus didatangkan dari Pulau Jawa.
Meskipun demikian, Heronimus menegaskan hingga Senin, 13 Januari 2025, progres pekerjaan kelima puskesmas sudah pada persentase 60 persen.
Ia merincikan, Puskesmas Wolowio sudah 73 persen lebih, Puskesmas Inelika 67 persen lebih, Uluwae Raya 85 persen lebih, Puskesmas So’a 72 persen dan Puskesmas Lekosambi sudah dilakukan Provisional Hand Over (PHO).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada dr. Yovita Maria Bernaditte Moi menambahkan, untuk RSUD Pratama Riung saat ini progres pekerjaan sudah 80 persen. Sementara alat kesehatan (Alkes) dan sarana prasarana sudah 100 persen.
“Dana rumah sakit Pratama 65 miliar, terdiri dari 45 miliar bangunan, 20 miliar Alkes dan prasarana,” jelas Yovita.
Ia berharap pekerjaan RSUD Riung bisa tuntas pada awal Februari 2025 mendatang.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ngada, Romilus Juji mengingatkan tentang kualitas pekerjaan, apalagi sejumlah kontraktor sudah dikenai denda keterlambatan.
Menurutnya, kualitas menjadi aspek utama dan harus seimbang dengan penyerapan anggaran.
“Bukan soal penyerapan dananya, tapi kualitas dan semoga cepat selesai dan bermanfaat bagi masyarakat,” harap Romilus.