808 Babi Mati Mendadak di Ende Terkonfirmasi Positif ASF

Ende, Ekorantt.com Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, Ibrahim Gadir Dean menyatakan 808 babi yang mati mendadak di Ende terkonfirmasi terjangkit virus African Swine Fever (ASF).

Hal ini mengacu pada pemeriksaan laboratorium terhadap sampel darah yang dikirim beberapa waktu lalu.

“Dari sampel yang kita kirim ada delapan ke laboratorium Denpasar itu ada enam positif ASF, satu sampel rusak dan satunya tidak jadi,” ujar Gadir kepada Ekora NTT pada Rabu, 26 Februari 2025 di Kantor Bupati Ende.

Ia mengatakan sampel yang terkonfirmasi positif ASF itu berasal dari Kecamatan Ende Tengah, Wolotolo di Kecamatan Detusoko, dan Wolotopo di Kecamatan Ndona.

Virus ASF hanya tertular kepada hewan ternak seperti babi, tidak ke manusia, kata Gadir.

Untuk menekan penyebaran ASF, pihaknya telah melakukan penyemprotan disinfektan di setiap kandang babi yang tertular ASF maupun yang belum.

“Kami sudah turun lakukan penyemprotan di kandang sehat dan sakit,” tutur dia.

Distan juga melakukan pendropingan disinfektan kepada setiap puskesmas yang nantinya akan dilakukan penyemprotan ke setiap kandang babi.

“Yang kita utamakan di kandang tertular,” ucap Gadir.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak membuang bangkai babi sembarangan. Sebaliknya, babi yang telah mati dikuburkan demi menekan penularan virus ASF.

Ia juga menjelaskan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran ASF di setiap wilayah yakni melakukan desinfeksi massal pada area tertular.

Selanjutnya, memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan biosecurity, seperti tidak memberi sisa olah daging babi kepada ternak babi yang sehat.

Apabila memberi pakan lokal maka makanan tersebut wajib dimasak kurang lebih satu jam dan tidak boleh mengandung unsur babi.

Kemudian selalu menjaga kebersihan kandang, peralatan kandang, dan rutin membersihkan kandang dengan desinfektan serta membatasi dan menutupi akses masuk orang, barang, dan hewan ke kandang.

Selain itu, harus menggunakan alas kaki khusus seperti sepatu boot, pakaian khusus hanya untuk ke kandang dan menguburkan bangkai ternak babi yang mati dan tidak dibuang sembarangan.

Gadir meminta masyarakat untuk tidak membeli babi ataupun daging babi dari sumber atau tempat yang belum diketahui status kesehatannya.

Ia berharap dengan langkah ini, penyebaran virus ASF di wilayah Kabupaten Ende dapat ditekan.

Belum Ada Kasus Baru

Hingga sekarang, belum ada kasus kematian babi baru. Sebanyak 808 ekor babi mati dalam periode 1 Januari hingga 12 Februari 2025.

Ratusan ternak babi yang mati tersebar di enam wilayah kecamatan yakni Kecamatan Wewaria sebanyak 259 ekor, Kecamatan Detusoko 149 ekor, Kecamatan Maukaro 196 ekor, dan Kecamatan Maurole sebanyak 112 ekor.

Selanjutnya, Kecamatan Ndona sebanyak 82 ekor dan Kecamatan Wołowaru dilaporkan sebanyak 14 ekor.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA