Sidak ke RSUD Tc Hilerss Maumere, Bupati Sikka: Dulunya Jadi Tempat Rujuk, Sekarang Rujuk ke Kabupaten Lain

“Proses itu harusnya kita berkembang, pelayanan publik itu semakin hari harus respons semakin bagus, bukan menurun.”

Maumere, Ekorantt.com – Hari pertama bekerja, Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr TC Hillers Maumere pada Senin, 3 Maret 2025.

Juventus mendatangi sejumlah ruangan pasien, dari poli anak, poli persalinan, hingga ruang pelayanan umum.

Juventus bilang, sidak dilakukan setelah adanya sejumlah persoalan di rumah sakit seperti ketiadaan dokter anestesi, kinerja pelayanan yang jadi sorotan publik beberapa waktu belakangan, dan sejumlah persoalan berkaitan dengan manajemen rumah sakit.

“Saya datang sendiri hari ini tanpa konfirmasi ke ibu direktur (RSUD dr TC Hillers), mau melihat langsung,” kata Juventus kepada awak media.

Terkait kebersihan, kata dia, “cukup bersih, cukup baik. Ada kenyamanan dibandingkan beberapa waktu lalu” yang tampak kotor saat dirinya berkunjung.

“Dari komunikasi dengan pasien, semuanya baik,” kata Juventus, tetapi yang menjadi catatan terkait manajemen yang perlu diatur baik.

“Pihak-pihak di dalamnya ini harus kita ajak ngobrol, diskusi, cari jalan keluar sama-sama supaya tidak ada lagi keluhan. Karena vital sekali pelayanan kesehatan untuk masyarakat.”

Ia menyayangkan adanya penurunan kualitas pelayanan rumah sakit. “Kita yang dulunya jadi tempat semua orang sakit dari kabupaten lain datang rujuk, malah kita yang rujuk ke kabupaten lain. Itu aneh,” ujar Juventus.

“Proses itu harusnya kita berkembang, pelayanan publik itu semakin hari harus respons semakin bagus, bukan menurun.”

Kata dia, pihaknya akan berdiskusi dengan pihak rumah sakit terkait manajemen dan pelayanan seminggu ke depan.

Dokter anestesi, jelas dia, menjadi salah satu poin prioritas. “Itu wajib. Ini soal nyawa manusia.”

RSUD dr TC Hillers sejak Januari ketiadaan dokter anestesi tetap. Direktur rumah sakit, dr. Clara mengatakan sejak Januari status dokter yang bertugas adalah dokter pinjaman dari kabupaten Nagekeo.

“Kita berharap ke depan tidak ada lagi masalah. Sudah tidak bagus kalau dalam satu rumah ada A dan B. Kita harus duduk sama-sama supaya A dan B bisa jadi C,” kata dia.

Terkait bantuan kesehatan, kata dia, “nanti akan kita pikirkan setelah ini semua, nanti kami akan cari jalan sama-sama. Pertama-tama selesaikan semua data terlebih dahulu, semuanya rapi, itu kita kerjakan ke depan supaya lebih baik semua.”

Semuanya itu, menurutnya, demi terwujudnya pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat.

Salah satu orang tua pasien anak, Emanuel Christian Conterius berharap pemerintah dapat memberikan bantuan kesehatan “dengan kartu untuk kami keluarga miskin, seperti bupati sebelumnya.”

Emanuel bersama istri dan mertuanya telah tiga hari berada di rumah sakit, menemani anak bayi mereka yang menderita sakit sesak nafas.

Kata dia, pelayanan kesehatan terbilang baik. Kendalanya hanya pada kondisi keuangan keluarga yang kesulitan, terlebih lagi tanpa adanya kartu bantuan kesehatan seperti KIS.

“Mau ke sini, kami uang tidak ada. Saya jual satu sarung dengan harga Rp400 untuk bisa berobat,” kata Mama Aloisia Dorce, mertua Emanuel.

Mereka merasa bersyukur bupati baru dapat mengunjungi mereka, tetapi juga berharap adanya bantuan kesehatan, kepada mereka serta keluarga-keluarga kurang mampu lainnya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA