Harga Cabai Rawit di Maumere Tembus Rp200 Ribu Per Kilogram

Kenaikan harga tersebut tak akan bertahan lama, kemungkinan sepekan mendatang akan turun harga

Maumere, Ekorantt.com – Harga cabai rawit di Pasar Alok, Kabupaten Sikka menembus angka Rp200 ribu per kilogram. Angka ini melonjak tinggi dibandingkan dua bulan lalu Rp80 ribu per kilogram.

Harga eceran untuk takaran seloki Rp5 ribu, mok sedang Rp10 ribu dan mok besar Rp18 ribu. Konsumen jarang membeli cabai dalam takaran kilogram.

Evensius, penjual cabai rawit di Pasar Alok, Kamis 27 Maret 2025, menuturkan bahwa kenaikan harga cabai rawit terjadi karena permintaan yang tinggi di tengah persediaan yang terbatas. Kenaikan harga tersebut tak akan bertahan lama, kemungkinan sepekan mendatang akan turun harga.

Cabai rawit yang dijual Evensius berasal dari Dusun Welin Watu, Desa Egon Gahar, Kecamatan Mapitara. Ia merupakan penjual yang membeli cabai dari penjual perantara yang sebelumnya membeli di pemilik tanaman.

Harga cabai di tangan petani sekitar Rp125 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram, kata Evensius.

“Cabai rawit dijual di pasar ini kebanyakan dari Mapitara. Kalau cabai dari Lio sudah masuk pasar kemungkinan harga akan turun. Tapi sekarang ini pedagang dari Ende datang beli di Maumere dijual lagi di sana,” kata Evensius.

Dalam sehari, ia bisa meraup omset Rp1 juta sampai Rp1,5 juta. Bila sepi berkisar Rp500 ribu sampai Rp700 ribu.

Papalele lainya, Longginus Lang menjual cabai hijau besar seharga Rp100 ribu per kilogram. Sedangkan harga eceran mok kecil dan sedang Rp5 ribu dan Rp10 ribu.

Kata Longginus, meski harga lombok mahal, permintaan konsumen masih stabil dalam seminggu terakhir sejak harga naik dari sebelumnya Rp75 ribu sampai Rp80 ribu per kilogram.

Densiana Nona, penjual asal Mapitara menjual cabai rawit Rp150 ribu per kilogram. Harga eceran takaran gelas kecil Rp5 ribu, gelas sedang Rp10 ribu, dan mok plastik ukuran besar Rp18 ribu. Harga lombok sayur mencapai Rp80 ribu per kilogram.

Sementara cabai keriting dibanderol Rp45 ribu per kilogram, bawang merah Rp40 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp45 ribu per kilogram. Harga tersebut masih bertahan sejak bulan Februari 2025.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan mmengatakan bahwa harga cabai mahal karena persediaan di petani sangat kecil. Keadaan ini berlaku selama musim hujan dan akan berangsur normal menjelang musim kemarau.

Selain cabai, kata Jemi Sadipun, sapaan Yohanes Emil Satriawan, harga tomat, bawang merah, dan bawang putih juga melonjak tinggi. Kenaikan harga empat jenis bahan kebutuhan tersebut memungkinkan terjadinya inflasi.

“Harga cabai mahal karena permintaan tinggi. Sedangkan persediaan di tingkat petani masih sedikit,” ujar Jemi Sadipun kepada Ekora NTT pada Kamis, 27 Maret 2025.

Penulis: Eginius Moa

spot_img
TERKINI
BACA JUGA