Ruteng, Ekorantt.com – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Karya Ruteng bekerja sama dengan Rumah Baca Aksara (RBA), sebuah komunitas literasi dan pemberdayaan di Kabupaten Manggarai, mengadakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat pada 5-6 Juli 2025.
Kegiatan ini bertajuk “Sustainable Eco-Innovation: Optimalisasi Pengelolaan Sabun Herbal sebagai Produk Ramah Lingkungan” dan merupakan bagian dari hibah skema Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2025 yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kegiatan ini dimulai dengan seminar yang menghadirkan tiga pembicara utama: Yohanes Maria Vianney, dosen STIE Karya Ruteng; Arif Harmi Hidayatullah, anggota kolektif RBA; dan Rosalia Heldy Nono, dosen STIE Karya Ruteng. Kemudian dilanjutkan dengan sesi pelatihan yang melibatkan mahasiswa STIE Karya, anggota komunitas Rumah Baca Aksara, kelompok pemuda lokal, serta masyarakat umum.
Selain memberikan pelatihan teknis dalam pembuatan sabun herbal, kegiatan ini juga memfasilitasi diskusi mendalam mengenai pentingnya inovasi berkelanjutan dalam industri rumahan, serta bagaimana ekonomi lokal dapat berkembang tanpa merusak lingkungan.
Ketua Tim Pengabdian dari STIE Karya Ruteng, Rosalia Heldy Nono menjelaskan, kegiatan ini merupakan langkah nyata institusi pendidikan tinggi dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, kolaborasi ini menunjukkan bahwa transformasi industri kecil dapat dimulai dari komunitas, dengan semangat inovasi dan keberlanjutan.
Sementara itu, Virgilius P. Ngalong, selaku Koordinator Rumah Baca Aksara, menyambut baik kolaborasi ini sebagai momentum penting dalam memperkuat gerakan literasi ekologis yang mereka bangun sejak awal.
“Kami percaya bahwa sabun herbal bukan hanya soal produk, tetapi juga cara hidup yang menghargai alam dan kesehatan manusia,” ungkapnya.
Ramah Lingkungan
Latar belakang dari kegiatan ini didasari oleh meningkatnya kesadaran global akan isu kesehatan dan lingkungan.
Salah satu perhatian utama adalah penggunaan bahan kimia sintetis dalam produk rumah tangga, termasuk sabun, yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahan kimia dalam sabun konvensional, seperti bahan pengganggu endokrin, telah meningkat penggunaannya dalam lima tahun terakhir.
Sebagai respons terhadap isu ini, Rumah Baca Aksara telah memulai produksi sabun herbal organik sejak tahun 2022, dengan pendekatan literasi ekologi dan pemberdayaan komunitas.
Sabun herbal yang dihasilkan menggunakan bahan dasar alami yang dinilai lebih aman dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Namun, meskipun produk sabun herbal telah berkembang, RBA menghadapi tantangan seperti keterbatasan alat produksi, manajemen bahan baku, serta pemasaran dan pengemasan yang masih perlu dioptimalkan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, kegiatan kolaboratif ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi sabun herbal dengan menambah peralatan dasar, memperkuat jaringan mitra strategis dengan petani minyak kelapa, serta melakukan inovasi pada kemasan produk menggunakan kertas daur ulang minimalis.
Kampanye pemasaran berbasis media sosial dan pembentukan komunitas pengguna produk herbal juga diupayakan untuk memperluas jangkauan pasar.
“Melalui program ini, STIE Karya Ruteng dan Rumah Baca Aksara berharap dapat memberikan dampak berkelanjutan dalam aspek sosial, ekonomi, dan ekologi, serta menginspirasi lebih banyak komunitas untuk berinovasi secara ramah lingkungan,” kata Rosalia.
Arif Harmi Hidayatullah, dalam kesempatan tersebut menambahkan, optimalisasi kerja sama antara STIE Karya dan RBA sangat penting untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara produsen minyak kelapa dan produsen sabun organik.
“Kami juga fokus pada peningkatan kualitas kemasan ramah lingkungan agar produk lebih menarik dan dapat meningkatkan kapasitas produksi,” ujarnya.
Ia menekankan, keberlanjutan yang diupayakan bukan hanya sekadar ekonomi, tetapi juga tentang membangun kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan.
“Optimalisasi ini bertujuan untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kesadaran kolektif agar kita lebih bijaksana dalam memilih produk yang ramah lingkungan,” tambahnya.
Ke depan, Arif berharap mahasiswa Akuntansi dan Manajemen STIE Karya dapat terlibat lebih jauh dalam pengembangan produksi sabun herbal ini.
“Kami berencana untuk mengumpulkan dana bersama untuk membantu modal dan mendampingi mahasiswa dalam menjalankan usaha sabun ini. Kami ingin memastikan bahwa usaha ini tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga berkontribusi pada kesadaran menjaga lingkungan,” tutupnya.