Kupang, Ekorantt.com – Manajer cabang, ketua komite, dan kepala cabang pembantu dari Kopdit Pintu Air mengikuti pembekalan appraisal yang berlangsung selama dua hari, 10–11 Oktober 2025, di Aula Hotel Sylvia, Kupang. Pelatihan yang sama sebelumnya berlangsung di Kantor Pusat Kopdit Pintu Air di Rotat, Kabupaten Sikka.
Peserta yang hadir berasal dari berbagai wilayah kerja Kopdit Pintu Air, yakni Sumba, Timor, Sabu, Rote, dan Alor. Mereka berkumpul bukan sekadar untuk mengikuti rapat rutin, tetapi untuk mendapatkan pembekalan penting dalam bidang appraisal, sebuah agenda strategis dalam peningkatan kualitas kepemimpinan di tingkat cabang.
Dalam suasana penuh keakraban namun tetap fokus, para peserta mendapatkan pemaparan materi dari Konsultan Lembaga Keuangan Mahaka Institut, Ronny Gunawan.
Meski terdengar teknis, istilah “appraisal” memiliki makna yang lebih luas bagi para kepala cabang. Tidak hanya tentang penilaian terhadap aset atau jaminan, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab, keteladanan, dan dedikasi dalam melayani anggota koperasi secara menyeluruh.
“Menjadi kepala cabang bukan hanya soal target keuangan, tapi bagaimana kita membangun manusia dan menjaga kepercayaan anggota,” ujar Kepala Cabang Kupang, Marselinus Lado, kepada Ekora NTT di sela kegiatan pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia Kopdit Pintu Air, Anastasia Loko Dhey menuturkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program upaya memperkuat kapasitas sumber daya manusia koperasi.
Ia menjelaskan, pembekalan appraisal bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis dalam menilai nilai pasar barang jaminan, sekaligus memastikan proses penilaian dilakukan sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku.
“Juga untuk meningkatkan profesionalisme dan integritas penilai serta mendukung pengelolaan risiko kredit lembaga keuangan, khususnya koperasi kredit,” jelas Anastasia.
Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan para komite dan manajer cabang dalam melakukan penilaian jaminan secara akurat, objektif, dan sesuai standar yang berlaku dalam praktik appraisal.
“Untuk selanjutnya kemudian dapat membantu lembaga atau koperasi menentukan nilai agunan yang realistis sehingga meminimalkan risiko kredit bermasalah,” terangnya.
Manajer Area Timor Bagian Barat, Margaretha Dua Mite mengatakan, pembekalan appraisal menjadi bagian dari upaya adaptif koperasi dalam menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.
“Appraisal membantu kita melihat potensi, menilai secara adil, dan memastikan bahwa setiap pemimpin cabang tumbuh bersama nilai-nilai koperasi,” tuturnya.
Selama dua hari kegiatan, para peserta tidak hanya menerima materi teori, tetapi juga aktif dalam diskusi kasus nyata di lapangan, seperti menghadapi anggota yang mengalami kesulitan, menjaga moral tim, hingga mengambil keputusan dalam situasi darurat.
Ronny Gunawan dari Mahaka Institut menegaskan, pembekalan ini bertujuan meningkatkan mutu kinerja pengelola koperasi, terutama dalam hal tata kelola modern yang mampu bersaing di tengah dinamika sektor keuangan.
“Pengelola harus memahami proses-proses pelaksanaan tata kelola yang lebih modern dan tahan akan kompetisi antara lembaga keuangan khususnya koperasi,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap prinsip-prinsip pemberian pinjaman dalam konteks koperasi.
“Karena model bisnisnya koperasi simpan pinjam maka harus ada timbal balik. Karena kalau anggota meminjam dan tidak kembali maka akan ada masalah,” jelasnya.
Melalui pembekalan ini, diharapkan para pengelola dapat memberikan penilaian jaminan yang akurat serta melakukan mitigasi risiko kredit bermasalah.
“Kata kuncinya meningkatkan mutu dari SDM koperasi itu sendiri. Dan intinya memberikan kepastian pada saat pemberian pinjaman karena dari situ akan membuat penguatan dari model bisnis koperasi,” pungkasnya.