Tambolaka, Ekorantt.com – Sepuluh tahun lalu, Suryani tak pernah menyangka bahwa pertemuan singkat di pasar akan mengubah hidupnya.
Ibu rumah tangga berusia 44 tahun asal Dusun Kalembu Dangga, Desa Wewela, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya ini kini dikenal sebagai salah satu perempuan sukses di desanya berkat keanggotaannya di KSP Kopdit Pintu Air.
Suryani menceritakan awal mula perkenalannya dengan koperasi itu. Saat itu, ia sedang berbelanja di pasar Kota Tambolaka dan secara tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang memakai tanda pengenal Kopdit Pintu Air.
“Ternyata yang saya jumpai itu adalah Komite Cabang Weetabula almarhum Anselmus Tana,” terang Suryani ditemui Ekora NTT di tempat usahanya, Kios Putri Diyia, belum lama ini.
Pertemuan singkat itu menimbulkan rasa ingin tahu Suryani hingga ia berkenalan dan berbagi informasi dengan sang komite. Dari situlah niat untuk bergabung dengan Kopdit Pintu Air muncul.
Awalnya, Suryani hanya berniat menabung dari pendapatan kios kecilnya. Namun, setelah mendapat penjelasan dari tim manajemen koperasi, ia menyadari bahwa menjadi anggota yang baik tidak cukup hanya dengan menabung.
“Tetapi juga harus meminjam guna mendukung usaha sekaligus memperbaiki keadaan ekonomi anggota,” katanya.

Suryani pun memberanikan diri mengambil pinjaman pertama sebesar Rp10 juta. Dana itu ia gunakan untuk mengisi penuh barang dagangan di kiosnya. Tak butuh waktu lama, pinjaman itu ia lunasi lebih cepat dari masa yang dijanjikan.
Keberhasilan itu membuatnya mengajukan pinjaman kedua dengan nominal lebih besar, kali ini untuk membeli mesin giling.
Keputusan itu diambil setelah ia melihat potensi usaha penggilingan di desanya cukup besar karena warga tidak perlu lagi ke Tambolaka untuk menggiling jagung dan kopi.
Hingga kini, Suryani sudah tiga kali mengakses pinjaman dari Kopdit Pintu Air. Dari hasil usahanya, ia berhasil membeli dua unit mesin giling, tiga bidang tanah, dan membiayai pendidikan tiga anaknya.
Istri dari Andeas Billi Lende itu menyebut Kopdit Pintu Air sebagai bagian penting dalam hidupnya.
“Bagi saya, Pintu Air penyambung hidup. Dia segalanya bagi kami, karena saya sangat senang sebagai anggota,” tutur Suryani.
Kesuksesannya kini menjadi inspirasi bagi keluarga dan warga sekitar. Ia bahkan telah mempelopori seluruh keluarganya untuk bergabung menjadi anggota koperasi.
“Kerena kesuksesan yang saya alami, saya sudah mempelopori keluarga batih saya untuk bergabung menjadi anggota Pintu Air. Bahkan ibu kandung saya di Jawa telah bergabung menjadi anggota Pintu Air cabang Sidoarjo,” katanya.
Tak hanya keluarga, dua pekerja yang menjadi operator mesin gilingnya pun dijanjikan akan segera didaftarkan sebagai anggota Kopdit Pintu Air.
Soal pelayanan, Suryani mengaku sangat puas.
“Pengurus melayani kami dengan sangat baik, bahkan setiap ada kegiatan pertemuan saya selalu diundang untuk hadir. Setiap pengajuan pinjaman ditanggapi dengan cepat,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Kopdit Pintu Air Cabang Weetabula, Romaldus Pitan menyebut Suryani sebagai contoh anggota teladan.
“Dia adalah contoh anggota yang sangat sukses. Hal itu ditunjang oleh karakter dasarnya yang jujur dan bertanggung jawab,” ujar Romaldus.
“Dia menjadi anggota contoh bagi kami di cabang Weetabula. Bertanggung jawab terhadap pinjaman, selalu bayar pinjamannya tepat waktu dan tepat jumlah. Bahkan dia bayar lebih cepat dari jangka waktu yang diperjanjikan,” lanjutnya.
Romaldus menegaskan, koperasi akan terus memberikan dukungan kepada Suryani dalam pengembangan usahanya.
“Kita berharap anggota lain dapat belajar dari Ibu Suryani,” tutupnya.
