Ende, Ekorantt.com – Anselmus Samson, 61 tahun, seorang pedagang cabai asal Desa Romarea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, berhasil menyekolahkan dua anaknya hingga meraih gelar sarjana. Kedua anaknya menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi pada 2022 dan kini bekerja sebagai tenaga pengajar di Jakarta.
“Alwan anak yang kedua tamat di ITFK Ledalero pada tahun 2022, sementara itu Helmin selesai di STPM St. Ursula Ende,” kata Anselmus kepada Ekora NTT pada Senin, 17 November 2025 malam.
Anselmus menuturkan, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan Kopdit Pintu Air Cabang Ende.
Ia mulai merintis usaha jual beli cabai pada 2016 menggunakan modal pinjaman dari koperasi tersebut. Modal itu digunakannya untuk membeli cabai dari warga di Desa Romarea dan sebagian dari Desa Utetoto, Kabupaten Nagekeo.
Hasil panen tersebut kemudian dijualnya kembali di Pasar Mbongawani, Ende, dengan harga Rp5.000 per gelas. Ia mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah setiap minggu.
Pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sekaligus membiayai pendidikan anak-anaknya, kata Anselmus.
“Saya biasanya jual dua kali dalam seminggu. Kalau harga pasarnya naik pemasukan bisa mencapai Rp2 juta,” ujarnya.
Tidak berhenti di usaha awal, Anselmus berupaya meningkatkan pendapatannya dengan menanam cabai sendiri di lahan miliknya.
“Pada tahun 2018 saya berpikir untuk punya cabai sendiri, dan kebetulan masih ada lahan kosong, ya saya gunakan untuk tanam cabai,” katanya.
Selain berbisnis cabai, Anselmus dan istrinya juga menjual komoditas lain seperti kemiri dan cengkih.
“Kalau cabai kan penghasilan setiap minggu, sementara cengkih dan kemiri ini kan panennya setahun sekali, itulah yang membuat saya untuk berbisnis lombok,” terangnya.
Anselmus berterima kasih kepada Kopdit Pintu Air Cabang Ende atas dukungan yang menurutnya sangat berarti bagi keluarganya.
Hal itu disampaikan karena, menurut Anselmus, tanpa dukungan koperasi dirinya tidak dapat membiayai pendidikan anak-anak hingga selesai kuliah.
“Saya berbahagia sekali sudah bergabung di Kopdit Pintu Air Cabang Ende, karena dengan Pintu Air saya mendapatkan pinjaman, tanpa pinjaman dari koperasi waktu itu belum tentu saya bisa sekolahkan anak-anak saya,” ungkapnya.
“Saat itu kan untuk dapat modal susah sekali, ditambah lagi anak saya kan tidak pernah dapat bantuan beasiswa, jadi murni kerja keras saya bersama istri,” tambahnya.
