Maumere, Ekorantt.com – Koperasi kredit (Kopdit) Pintu Air mengingatkan semua pihak untuk rajin menabung di masa muda agar tidak susah di masa tua.
“Bersusah-susah di masa muda terus masa tuanya bisa bahagia. Ya kalau bisa sih jangan sampai masa mudanya udah foya-foya, eh pas masa tuanya malah nggak punya biaya, ” ujar narator dalam video unggahan Facebook KSP Kopdit Pintu Air.
Sebab itu, koperasi yang berbasis di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur itu meminta masyarakat agar menyimpan uang dengan baik di masa muda agar terkondisikan secara teratur masa tua nanti.
Menurut Kopdit Pintu Air, pilihan tepat buat menyimpan uang cuma di Kopdit Pintu Air. Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan ketika menyimpan uang di Kopdit Pintu Air.
“Jadi kalau ingin bahagia masa muda dan juga masa tua simpan uangnya di Kopdit Pintu Air,” ujar narator.
Sejarah Kopdit Pintu Air
Nama Pintu Air yang kita kenal sekarang punya sejarah yang lumayan bermakna untuk ditelusuri jejak pemberian namanya. Berikut Redaksi Ekora NTT menyajikan kepada pembaca, kisah singkat tentang pemberian nama koperasi ini yang akan memasuki usia 30 tahun pada April 2025 nanti.
Pada pertemuan pertama pada 1 April 1995 para anggota perintis berkumpul dan berdiskusi mengenai nama yang pas untuk sebuah kelompok arisan atau UBSP (Unit Bersama Simpan Pinjam) di sebuah dusun kecil bernama Rotat, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.
Pada saat itu, muncul tiga nama yang kemudian menjadi diskusi alot dari masing-masing anggota. Ada yang mengusulkan nama Wot Kokor. Ada lagi yang mengusulkan Lejong Betot dan Ketua Pengurus Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano sendiri mengusulkan nama Pintu Air.
“Wot kokor berarti datang dari kepenuhan dari sebuah ruang lingkup yang kecil dan mau bergerak keluar sedangkan lejong betot berarti bersiap merangkak untuk melangkah menjadi besar,” kata Jano kepada Ekora NTT pada akhir April 2023 lalu.
Jano menceritakan, pada minggu kedua Mei 1995, nama Pintu Air pun jadi nama koperasi yang kini telah menjadi koperasi besar.
Pertimbangan paling utama pemilihan nama ini sebetulnya adalah semacam suara protes kepada pemerintah Kabupaten Sikka yang kurang memperhatikan akses air minum kepada warga kampung di Rotat, Desa Ladogahar, Kabupaten Sikka.
“Padahal dari kampung inilah ada mata air atau dalam bahasa daerah Sikka, Wair Puan sementara air ini dialiri kepada hampir seluruh warga kota Maumere,” terang Jano.
Akan tetapi, Jano membagikan pengalamannya bahwa nama Pintu Air pun kemudian dibawakan sebagai wujud doa intensi pada perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja Stasi Rotat.
Ia berharap bahwa spirit nama ini memberikan kesejukan, kesejahteraan kepada anggotanya. Nama ini juga kiranya menjadi seperti arus air yang terus mengalir ke tempat mana saja untuk memberikan kehidupan.
“Nama ini juga menjadi semacam semangat nasionalisme bahwa Pintu Air yang lahir di sebuah dusun kecil harus menjadi pembawa kesejukan kepada semua orang di Nusantara ini untuk hidup berkoperasi,” tandasnya.
Spirit nama ini, kata Jano, kemudian menjadi pelecut bahwa Kopdit Pintu Air harus menjadi besar dan berguna bagi semua orang yang bergabung bersamanya. Langkah pertama dimulai ketika nama ini menjadi penanda bahwa di Rotat adalah tempat Kopdit Pintu Air lahir.
Ia berharap bahwa spirit nama ini memberikan kesejukan, kesejahteraan kepada anggotanya. Nama ini juga kiranya menjadi seperti arus air yang terus mengalir ke tempat mana saja untuk memberikan kehidupan.
“Nama ini juga menjadi semacam semangat nasionalisme bahwa Pintu Air yang lahir di sebuah dusun kecil harus menjadi pembawa kesejukan kepada semua orang di Nusantara ini untuk hidup berkoperasi,” tandasnya.
Spirit nama ini, kata Jano, kemudian menjadi pelecut bahwa Kopdit Pintu Air harus menjadi besar dan berguna bagi semua orang yang bergabung bersamanya. Langkah pertama dimulai ketika nama ini menjadi penanda bahwa di Rotat adalah tempat Kopdit Pintu Air lahir.
Ia berharap bahwa spirit nama ini memberikan kesejukan, kesejahteraan kepada anggotanya. Nama ini juga kiranya menjadi seperti arus air yang terus mengalir ke tempat mana saja untuk memberikan kehidupan.
“Nama ini juga menjadi semacam semangat nasionalisme bahwa Pintu Air yang lahir di sebuah dusun kecil harus menjadi pembawa kesejukan kepada semua orang di Nusantara ini untuk hidup berkoperasi,” tandasnya.
Spirit nama ini, kata Jano, kemudian menjadi pelecut bahwa Kopdit Pintu Air harus menjadi besar dan berguna bagi semua orang yang bergabung bersamanya. Langkah pertama dimulai ketika nama ini menjadi penanda bahwa di Rotat adalah tempat Kopdit Pintu Air lahir.
