Ruteng, Ekorantt.com – Ditemani gerobak berwana hijau, Stanislaus Palang (54) berkeliling kota Ruteng, setiap hari. Ia tampak masih kuat dan bersemangat mendorong gerobak kayu, menjajakan aneka sayur.
Hampir semua gang ia lalui. Hujan, angin, panas dan dingin tak ia hiraukan.
Warga Koko, Desa Bangka Nderu, Kecamatan Wae Ri’i itu mengisahkan, ia menjadi penjual sayur keliling di ibu kota Kabupaten Manggarai itu karena ingin mengubah ekonomi keluarga dan membiayai pendidikan anak-anaknya.
Menurutnya, sejak 1989, ia menjual kapur sirih di kampungnya. Namun, usaha itu ia lepas pada 2015 karena pembeli terus berkurang.
Sejak saat itu, ia memilih hijrah ke Ruteng dan mengais rezeki dengan menjual sayur keliling. Ia mendatangi rumah-rumah warga dan warung-warung makan untuk menawarkan barang dagangannya.
“Keuntungan sehari itu maksimal 150 ribu rupiah,” ujar Stanis saat ditemui Ekora NTT di kompleks pertokoan di kota Ruteng, Senin (18/1/2021).
“Yang paling banyak laku itu biasanya kalau jual ke warung-warung makan. Hanya, sekarang itu sepi, mungkin karena korona ini,” tambahnya sambil mengusap peluh di keningnya.
Dari usaha dan kerja kerasnya itu, Stanis mengaku berhasil membiayai dua anaknya hingga meraih gelar sarjana.
“Anak saya yang pertama Sarjana Ekonomi, tamatan STKIP-PI Makassar. Dan, yang kedua Sarjana Agama, tamat dari Stipas St. Sirilius Ruteng,” ujarnya.
“Saya yakin, semoga saya juga bisa membiayai anak saya yang masih SMA di Borong dan SMP di Pagal untuk raih sarjana,” tambahnya penuh semangat.
Selain membiayai pendidikan anak-anak dan memenuhi kebutuhan keluarga, dari keuntungan penjualan sayur, Stanis juga telah membuka Kios Sembako di kompleks Pasar Inpres Ruteng, sejak 2019. Kios Sembako itu dijaga oleh istrinya, Monika Pangus (57).
“Sekarang pemasukan sehari lumayan kalau digabungkan dari untung jual sayur dan untung dari kios,” ujarnya.
Stanis mengatakan, ia akan terus bekerja sampai semua anaknya sukses meraih sarjana.
“Saya hanya berdoa semoga selalu diberi kesehatan, agar saya bisa terus bekerja,” ungkapnya.
Bagi Stanis, impian itu bisa dicapai hanya dengan kerja keras dan ketabahan.
“Kepada generasi muda, jangan gengsi kalau mau sukses. Kerja apa saja, yang penting pekerjaan yang halal atau tidak merugikan orang lain,” pesan Stanis.