Kupang, Ekorantt.com– Akademi Keuangan dan Perbankan (AKUB) Effata Kupang merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi di NTT yang menyelenggarakan program studi keuangan dan perbankan pertama dan satu-satunya di NTT.
AKUB Effata Kupang berdiri pada 1995 silam dan mendapat izin operasional pada 1997.
AKUB Effata Kupang berhasil mewisudakan alumni-alumni yang profesional dan lulusan yang memiliki keahlian dan pengetahuan cukup luas di bidang keuangan dan perbankan.
Keberhasilan AKUB Effata Kupang menghasilkan lulusan yang mampu terserap di lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya ini karena kebijakan membatasi penerimaan murid baru.
“Tidak menerima banyak bukan karena ketiadaan ruangan belajar tapi karena kami tidak mencari kuantitas tapi kualitas. Setiap tahun ajaran baru, jumlah mahasiswa yang diterima tidak lebih dari 50 orang,” ujar Direktur Akademi Keuangan dan Perbankan Effata Kupang, Adriana Lopo, kepada wartawan di Kupang pada Senin, 9 Oktober 2023.
Pembatasan penerimaan mahasiswa baru, kata Adriana, merupakan komitmen dari Yayasan Effata dan AKUB Effata Kupang untuk tetap mempertahankan kualitas mutu anak didik. Bahkan pada saat penerimaan mahasiswa baru, seluruh calon mahasiswa harus mengikuti tahap seleksi.
Adriana menjelaskan, AKUB Effata Kupang sejak berdiri telah melepas 514 lulusan yang tersebar di berbagai lintas sektor. Hampir 75 persen lulusan diterima dan bekerja di sektor perbankan entah itu bank umum, BPR dan lembaga keuangan lainnya.
“Ini kebanggaan bagi kami. Walaupun lulusannya sedikit tapi berkualitas. Karena yang kami jaga itu kualitas bukan kuantitas. Biar kecil tetapi besar di mata masyarakat,” ucapnya.
Selain mengutamakan kualitas, dalam proses pembelajaran pihaknya juga mengedepankan atau memperhatikan aspek attitude dan etika mahasiswa.
Hal ini dikarenakan adanya kriteria-kriteria lulusan yang telah diberikan oleh lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
“Di perbankan itu dituntut semuanya. Tidak hanya kecerdasan intelektual tapi dari segi kedisiplinannya dan dari berbagai segi kami dituntut. Karena itu, kami mencari kualitas bukan kuantitas,” kata Adriana.
Kerja Sama dengan Bank
Dalam proses pembelajaran, AKUB Effata Kupang bekerja sama dengan pihak lain seperti Bank Indonesia Perwakilan NTT, bursa efek dan lembaga perbankan umum lainnya. Kerja sama ini berupa mengirim mahasiswa melakukan magang dan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Bahkan saat magang, ada mahasiswa yang dipercayakan jadi teller dan dipercaya untuk melakukan aktivitas pada hal-hal teknis.
“Ini karena faktor kepercayaan. Karena kita didik mereka sebelum terjun PKL ada pembekalan tentang kerahasiaan perbankan, perusahaan. Sehingga ada kepercayaan dari lembaga perbankan kepada mahasiswa kami,” terangnya.
Di AKUB Effata Kupang juga menggunakan jasa pengajar yang berasal dari kalangan praktisi perbankan dan bursa efek. Seperti pada mata kuliah pasar modal, dosennya berasal dari bursa efek.
Juga kolaborasi antara Perguruan Tinggi Swasta seperti dosen luar dari Stikom dan Stimik yang mengajar pada mata kuliah yang berhubungan dengan IT.
Pihaknya juga mengundang LLDIKTI XV NTT untuk memberikan kuliah umum, dari pemerintah, juga testimoni dari alumni yang telah bekerja di lembaga perbankan.
“Selain dosen tetap S2 di bidang ekonomi dan akuntansi, kami juga kolaborasi dengan pihak lain. Jadi ada kerja sama dengan Perguruan Tinggi Swasta lain,” terangnya.
Sebagai pimpinan, ia mewajibkan para dosen untuk menerapkan tridharma sebagai bentuk tanggung jawab dosen seperti membuat jurnal juga pengabdian kepada masyarakat.
“Jadi dosen-dosen juga wajib buat jurnal dan mempublikasikan,” ucapnya.
Peningkatan Status
Adriana mengakui, Akademi Keuangan dan Perbankan Effata Kupang mulai menjajaki untuk membuka program studi baru dan meningkatkan status menjadi Politeknik.
Keinginan untuk membuka program studi baru dan meningkatkan status menjadi Politeknik karena saat ini AKUB Effata Kupang telah terakreditasi baik oleh BAN PT, secara lembaga dan program studinya.
Untuk mencapai mimpi menaikkan status menjadi Politeknik, pihaknya saat ini telah memproses re-akreditasi program studi. Setelah selesai barulah mengajukan peningkatan status.
“Status kami terakreditasi baik. Bulan Maret ini kami akan melakukan re-akreditasi. Kalau institusi dan prodi sudah akreditasi. Prodi sudah akreditasi baik sejak dari tahun 2013,” ujar Adriana.
Setiap mahasiswa yang akan menamatkan pendidikannya, pihaknya mewajibkan untuk mengetahui pemahaman tentang kemampuan komputer perbankan dan bahasa Inggris.
Mahasiswa, kata Adriana, harus lulus dalam mata kuliah karena kualifikasi standar yang wajib dimiliki dalam dunia perbankan.
“Standarnya itu yaitu komputer dan bahasa Inggris,” tutupnya.