Maumere, Ekorantt.com – Garam Cap Pintu Air kini resmi berganti nama menjadi Garam Nusa Bunga. Rebranding ini menjadi langkah strategis KSP Kopdit Pintu Air untuk mengangkat kembali sejarah, identitas, dan keindahan Pulau Flores.
Nama Nusa Bunga merujuk pada sebutan lama yang digunakan Belanda dan Portugis ketika menyebut Flores sebagai Pulau Bunga.
Identitas historis itu kini dihidupkan kembali melalui produk garam beryodium yang diproduksi PT Garam Pintar Asia.
Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano menuturkan, perubahan nama tersebut memiliki makna lebih dari sekadar pembaruan merek.
Ia menilai, nama itu menjadi pengingat sejarah sekaligus harapan agar Flores semakin dikenal melalui produk yang berasal dari tanahnya sendiri.
Garam Nusa Bunga diposisikan tidak hanya sebagai kebutuhan dapur, tetapi juga sebagai pembawa cerita tentang Flores.
“Dari NTT untuk Nusantara. Dari Pintu Air untuk Indonesia,” tulis pemilik akun Instagram @kspkopditpintuair.
Pemberkatan Rumah Produksi Garam Nusa Bunga yang dikelola PT Garam Pintar Asia di Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT, berlangsung pada Rabu, 26 November 2025.
Penjabat Sementara Manajer PT Garam Pintar Asia, Veri Idong menjelaskan, rumah produksi mampu menghasilkan garam beryodium dengan kapasitas 0,5 hingga satu ton per hari, atau sekitar 10 hingga 12 ton per bulan.
Kapasitas itu masih belum mencukupi kebutuhan rumah tangga di Kabupaten Sikka yang mencapai 20 hingga 25 ton per bulan.
Veri menuturkan pasokan bahan baku pun masih terbatas. Saat ini sumber garam hanya berasal dari ladang Pintu Air sebanyak 25 ton, ladang Keuskupan Maumere 20 ton, dan 10 ton dari ladang anggota.
Rumah produksi tersebut mempekerjakan sepuluh karyawan, terdiri atas empat staf administrasi kantor serta masing-masing tiga pekerja di rumah produksi dan ladang garam.
