Surabaya, Ekorantt.com – Dalam kegiatan Workshop Evaluasi dan Pengembangan Gerakan Indonesia Membaca (GIM) dan Kampung Literasi (KL) di Surabaya awal Oktober lalu, SimpaSio Institute sebagai salah satu pelaksana program Kampung Literasi 2019 juga mendapat kesempatan berbagi pengalaman.
Saat berbagi pengalaman, pengelola program SimpaSio Institute Magdalena Oa Eda Tukan menarasikan semua hal yang telah dilakukan selama ini, ihwal merintis dan mengembangkan Kampung Literasi Kosaro di Kabupaten Flores Timur.
Di luar dugaan peserta kegiatan, narasi yang disampaikan Oa Eda memberi inspirasi dan motivasi bagi peserta yang lain.
Banyak yang penasaran untuk menggali informasi lebih banyak lagi dari Oa Eda, karena apa yang dibuatnya itu terkesan telah menjawabi maksud dan tujuan program Kampung Literasi.
Ucapan proficiat dan apresiasi pun dialamatkan kepada SimpaSio Institute.
Peserta lain, narasumber, dan pihak Direktorat menilai bahwa SimpaSio Institute mengembangkan Kampung Literasi lewat banyak dan beragamnya kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan menjangkau banyak kelompok pengguna manfaat dan responsif terhadap kebutuhan mereka.
Hebatnya lagi, kegiatan SimpaSio Institute difasilitasi kaum muda yang memiliki keprihatinan dan kepedulian pada anak-anak. Mereka ikhlas memberi waktu dan tenaga di sela-sela kesibukan pekerjaan pokok.
Soal dana, SimpaSio Institute sejauh ini dapat menyelenggarakan beragam kegiatan yang cukup besar biayanya dengan sedikit dana. Sokongan dana juga diperoleh lewat berjualan hasil pengolahan pangan lokal dan kaos berlabel SimpaSio.
SimpaSio juga merajut kerja sama dengan komunitas-komunitas literasi yang ada di Larantuka. Tentu saja pemerintah setempat dan masyarakat sangat mendukungnya.
Menurut Oa Eda, semua itu mungkin karena ketulusan mengabdi dan kecintaan pada anak-anak.
“SimpaSio tidak punya dana untuk membayar jerih payah kalian. Tapi jika hendak menyalurkan kasih, SimpaSio dapat menjadi wadahnya,” kata Oa Eda.
Menurutnya, banyak generasi muda itu ingin mengabdi dengan tulus. Terbukti antusias anak-anak muda yang setia berkarya bersama SimpaSio Institute.
“Tinggal saja diberi ruang dan peluang sebagai hal yang menyenangkan dan berguna,” kata Oa Eda.
Untuk diketahui, Workshop Evaluasi dan Pengembangan Gerakan Indonesia Membaca (GIM) dan Kampung Literasi (KL) diselenggarakan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kegiatan ini melibatkan 15 penerima program Kampung Literasi (KL), 7 penerima program Gerakan Indonesia Membaca (GIM) 2019, 4 penerima program KL tahun 2018, 4 penerima program GIM 2018, seorang penerima program TBM 2019, 2 penerima program implementasi enam literasi dasar, 3 utusan perguruan tinggi, 2 perwakilan dunia usaha dan dunia industri, 7 penggiat literasi, dan 2 dari Dit. Bindiktara.
Workshop tersebut bertujuan; pertama, menyamakan persepsi tentang Gerakan Indonesia Membaca dan Kampung Literasi. Kedua, mengevaluasi penyelenggaraan Gerakan Indoensia Membaca (GIM) dan KL tahun 2019. Ketiga, merancang pengembangan GIM dan KL tahun 2020, dan keempat, praktik baik GIM dan KL.