Maumere, Ekorantt.com – Septi begitu ia kerap disapa oleh keluarganya. Ia merupakan Kapten Pnb Septi Arun Dwi Saputra, Pilot VVIP Angkatan Udara yang menerbangkan Pesawat Kepresidenan Boeing 737 seri 800 BBJ 2/A-001, ke Kabupaten Sikka, Selasa (23/02/21).
Ditemui di rumah keluarganya di Jalan Moa Toda, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Septi mengisahkan perjalanan karirnya sebagai perwira akademi angkatan udara yang lulus pada 2005 silam.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan akademi penerbangan dan dinyatakan lulus pada 2007. Selepas dari itu, ia lolos di satuan Squadron Udara 17. Ini adalah squadron khusus kepresidenan.
Namun, Squadron ini juga, masih melakukan seleksi lebih ketat agar bisa menerbangkan pesawat kepresidenan.
Septi pun tak pantang menyerah. Sejak 2018 lalu, ia pun diberi kepercayaan untuk menerbangkan pesawat orang nomor satu di Indonesia itu.
Menurutnya, tugas pilot kepresidenan sangat berbeda dengan pilot pesawat lainnya. Sebab presiden adalah simbol negara
“Maka kami diseleksi secara ketat, kita di tes secara intelegen, kemampuan dan tentunya kecintaan kita terhadap negara,” ujar pria 37 tahun ini.
Sejumlah sumber yang berhasil dihimpun Ekora NTT, pria kelahiran Jakarta ini merupakan perwira TNI AU yang berhasil meraih predikat sebagai lulusan terbaik (Distinguished Graduate) pendidikan perwira skuadron (Squadron Officer School).
Pendidikan itu berlangsung di Maxwell AFB, Montgomery, Alabama, Amerika Serikat Desember 2015 lalu.
Squadron Officer School (SOS) merupakan pendidikan setingkat Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Sekkau) di TNI AU. SOS diikuti oleh 583 siswa (28 diantaranya siswa internasional) dari 19 negara.
Septi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ibunya bernama Merry Laban (Alm) asal Maumere, Flores NTT. Sedangkan sang ayah, Purn TNI AU Sutrisno Sulaiman (Alm) berasal dari Jogjakarta.
Ia menikahi Kania Devi Restya, putri Ratna Sinar Sari dan Marsekal TNI Djoko Suyanto mantan Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan RI periode 2009-2014. Keduanya menikah pada 18 April 2009 dan dikaruniai tiga orang anak.
Pria yang mempunyai hobi berolahraga ini mengaku bahagia, karena ia tidak menduga diberi tugas ke Kabupaten Sikka.
Septi mengaku, mengunjungi kota Maumere sekitar 11 tahun lalu, ketika sang nenek meninggal.
Ia menyadari sebagai abdi negara harus taat pada perintah dan pimpinan. “Jadi untuk kunjungan keluarga sangat terbatas,” katanya.
Ia bangga menjadi salah satu orang yang dipercaya untuk melakukan tugas yang penuh risiko.
Septi juga memotivasi anak-anak muda Maumere untuk tetap gigih dalam memperjuangkan cita-citanya.
“Saya mengajak adik-adik saya di manapun berada khusuanya di Kabupaten Sikka untuk terus semangat belajar, pantang menyerah dalam meraih cita-cita. Selalu optimis karena tidak ada yang tidak mungkin, asalkan kita mau berusaha, berdoa dan jangan lupa restu dari orang tua itu yang paling penting.” ucapnya penuh semangat.
Cucun Suryana