Larantuka, Ekorantt.com – Maria Florida Knoba (15), gadis sederhana dari Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, mengharumkan nama Sekolah SMAS Katolik Frateran Podor Larantuka juga Kabupaten Flores Timur di jenjang internasional.
Putri dari Almarhum Andreas Ferdinandus Knoba dan Ibu Isabela Kabelen ini bersaing dengan ratusan siswa yang ikut dalam program Bina Antar Budaya di Benua Amerika.
Lahir dari keluarga sederhana, tak sedikit pun memupuskan harapan Florida Knoba untuk meraih cita-cita yang lebih tinggi. Serasa mimpi baginya saat melihat pengumuman peserta yang lolos pertukaran pelajar di Amerika Serikat.
“Saya lihat ada pengumuman, lalu saya doa dulu. Setelah itu saya teliti baik-baik. Ada nama saya peserta dari SMA Podor. Saya kaget bercampur haru,” ujarnya kepada Ekora NTT beberapa waktu lalu.
Maria yang bercita-cita bersekolah di luar negeri itu pun merasa senang dan bangga. Ia bahkan terus berterima kasih kepada Sekolah SMA Frateran Podor, para guru, orang tua, dan siswa yang mendukung dirinya hingga lolos ke luar negeri.
“Terima kasih kepada Kepala Sekolah karena memfasilitasi, mendampingi mulai dari awal seleksi berkas hingga dinamika kelompok. Juga sekolah saya, para guru, siswa, Ibu Tanti yang membuat saya terus termotivasi,” katanya.
Maria berharap untuk sedapat mungkin memperkenalkan budaya yang ada di Larantuka, Flores Timur, NTT di Amerika nanti. Dirinya mau mewujudkan apa yang juga menjadi harapan sekolah kelak.
Saat ditanya soal bayangan dirinya terhadap negara Amerika, gadis yang pernah jadi utusan Keuskupan Larantuka saat kemping Rohani Sekami di Pontianak itu menuturkan bahwa dirinya pasti melihat situasi yang berbeda dari sisi budaya.
“Pasti ada perbedaan budaya Amerika dan Larantuka, perbedaan pendapat, juga bagaimana saya beradaptasi dengan orang lain di sana,” tuturnya.
Satu hal positif yang akan Maria Knoba bawa ke Amerika dari SMA Podor adalah kerja keras, leadership dan pendidikan karakter.
Kepala Sekolah SMA Frateran Podor Larantuka, Robertus Sabon Taka mengatakan, sekolah selalu menangkap peluang apa saja demi keberhasilan peserta didik.

“Kami menemukan program Bina Antar Budaya. Untuk itu kami coba memotivasi mereka untuk ikut ambil bagian. Dan salah satunya lolos dari program ini,” katanya.
Kepsek Sabon Taka mengucapkan terima kasih kepada ibu pendamping dan tim yang sudah mendukung mereka dalam proses.
“Untuk sekolah saya lihat ini terbuka jalan bagi anak-anak yang lain,” imbuhnya.
Dirinya sangat bersyukur karena anak sedehana dari kampung Dulipali bisa membuktikan bahwa keluarga sederhana sekali tapi bagaimana ia bisa berhasil.
“Harapan saya supaya dia bisa sungguh-sungguh mewakili kita semua. Saya berharap setelah ini nanti dia pulang bisa menularkan kepada anak-anak yang lain,” tukasnya.
Guru pembimbing, Yohana Cristanty Golu Ritan mengatakan, perwakilan anak-anak dari sekolah ini ada 11 orang.
“Pada saat seleksi berkas 11 orang dan lolosnya 7 orang dari SMA Frateran Podor Larantuka. Seleksi dinamika diterima 3 orang. Lalu lolos ke Amerika hanya satu orang dari SMA Podor Larantuka,” katanya.
Ia mengatakan pada saat seleksi mereka diuji keterampilan soal kemampuan Bahasa Inggris.
“Ada wawancara kepribadian dan wawancara budaya, juga tes Bahasa Inggris. Menurut saya yang paling pemungkas ini adalah bagaimana kepemimpinan mereka,” bebernya.