Mbay, Ekorantt.com – Guru di SDN Ndora, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT, masih menerapkan sistem pembelajaran transisi bahasa ibu kepada siswa kelas awal.
Kepala SDN Ndora Agustina Wea menyebutkan masih banyak siswa yang baru masuk kelas 1 belum mengenal dan memahami bahasa Indonesia secara baik.
“Karena faktor keluarga yang hari-harinya sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah sehingga siswa baru kurang memahami,” ujar Agustina di Ndora, Rabu (29/3/2023) pagi.
Kurangnya pengenalan bahasa Indonesia membuat guru kesulitan menerapkan pembelajaran di kelas. Hal itu menyebabkan kemajuan sistem pembelajaran di Nagekeo dan NTT umumnya menjadi terhambat.
Agustina menuturkan pihak sekolah mengambil langkah dengan menggunakan bahasa ibu sebagai transisi ke bahasa Indonesia.
“Karena itu lebih mudah kepada guru saat mengajar di kelas. Tidak ada alokasi waktu yang diatur, semua dikelola oleh guru secara variasi,” katanya.
Dengan penerapan sistem pembelajaran tersebut, daya tangkap siswa dalam kelas menjadi lebih mudah. Siswa lebih aktif dan cepat memahami hingga pada akhirnya bisa membaca kata.
Selain itu, berkat bantuan buku berjenjang dari program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Taman Baca Pelangi, siswa kelas 1, 2, dan 3 lebih lancar membaca kata, kalimat, bahkan paragraf.
Buku bacaan berjenjang itu mengisi tentang bahan pembelajaran yang di dalamnya sesuai dengan tingkat kemampuan membaca siswa.
“Di dalamnya ada gambar dan huruf sehingga siswa kelas satu di sini sudah bisa membaca kata,” ucap Agustina.
Guru kelas 2, Regina Medi, merasakan dampak positif dari buku bacaan berjenjang dan penerapan bahasa ibu di kelas awal. Dampat itu membuat siswa di kelasnya lebih lancar membaca dan mudah memahami bahasa Indonsia.
“Berbeda dengan siswa dulu, sebelum sekolah ini menjadi sekolah dampingan program INOVASI. Sekarang siswa di sini lebih lancar membaca dan bisa berbahasa Indonesia dengan baik,” kata Regina.