Maumere, Ekorantt.com – Lukas Rikson Baba, seorang petani dari Dusun Wolo Oja, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada manajemen Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kopdit Pintu Air Cabang Paga atas bantuan pinjaman jemput bola (Jempola) yang diterimanya.
Pinjaman tersebut telah memberinya kesempatan untuk mengembangkan usaha hortikultura, khususnya dalam budidaya tanaman buncis.
Rikson menjelaskan, kondisi alam di daerah tempat tinggalnya sangat mendukung untuk membudidayakan tanaman buncis, yang membutuhkan suhu dan kelembapan yang cukup.
Selain itu, harga jual buncis yang cukup stabil, berkisar antara 30 hingga 40 ribu rupiah per kilogram, membuatnya semakin yakin untuk mengembangkan usaha ini.
“Dengan pinjaman ini, saya bisa memperluas lahan untuk menanam buncis. Selain itu, saya juga bisa membeli peralatan yang dibutuhkan untuk merawat tanaman dengan lebih baik. Semoga usaha ini bisa berkembang dan membawa hasil yang maksimal,” ujar Rikson dengan penuh harapan pada Selasa, 7 Januari 2025.
Pinjaman yang diberikan oleh KSP Kopdit Pintu Air Cabang Paga melalui program Jempola memang dirancang untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang pertanian, terutama untuk para petani yang ingin meningkatkan hasil dan kapasitas produksi mereka.
Menurut pihak manajemen KSP Kopdit Pintu Air, tujuan dari program pinjaman ini adalah untuk memberdayakan petani dan masyarakat sekitar agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka melalui sektor hortikultura yang menguntungkan.
Dengan pinjaman yang disertai dengan bimbingan dan pendampingan, diharapkan para petani dapat mengelola usaha mereka dengan lebih efisien dan produktif.
Para petani hortikultura di Desa Tuwa, Kecamatan Tanawawo, Kabupaten Sikka, NTT mendapatkan layanan keuangan dari Kopdit Pintu Air Cabang Paga.
Pelayanan keuangan diberikan setelah mereka mengikuti pendidikan dan bergabung menjadi anggota pada Selasa, 7 Januari 2025.
Manajer Kopdit Pintu Air Cabang Paga, Abdul Rahma Na’u mengatakan, dia turun sosialisasi dan memberikan pendidikan di Dusun Wolo Oja bersama tim. Ada Ambrosius Leba sebagai relawan komite dan Yohanes Vian Geli serta Aldo A. Lelo Senda sebagai Account Officer (AO).
Abdul mengatakan, pihaknya hadir untuk melayani pinjaman Jempola bagi anggota yang telah diverifikasi. Sebelum pencairan, kata dia, didahului dengan sosialisasi tentang Kopdit Pintu Air.
Setelah mendengarkan materi sosialisasi, sejumlah warga yang bermatapencaharian sebagai petani hortikultura khususnya tanaman buncis langsung menyatakan diri untuk bergabung menjadi anggota Kopdit Pintu Air.
Alasan yang mendorong mereka untuk bergabung, menurut Abdul, karena tertarik dengan pola pinjaman Jempola. Meski mereka tidak memiliki uang tunai untuk membayar kewajiban sebagai anggota baru, namun berkat pinjaman itu warga langsung memperoleh uang.
Abdul bilang, sejumlah uang dari pinjaman itu dipotong guna membayar kewajiban sebagai anggota baru.
”Pada saat kami cairkan uang sebanyak 350 juta bagi petani buncis, karena menurut pengamatan kami wilayah desa itu sangat cocok untuk budi daya pertanian hortikultura karena berada di dataran tinggi yang didukung curah hujan,” katanya.
Abdul menambahkan, warga Kecamatan Tanawawo dominan pekerjaan pokoknya adalah sebagai petani.
“Dan pada musim tanam seperti sekarang ini kebutuhan akan tambahan modal sebagai dukungan untuk mengembangkan usahanya tentu sangat mendesak.”
Modal tersebut, kata dia, untuk membeli benih dan pupuk termasuk membayar upah tenaga kerja bagi yang memiliki lahan yang luas.