20 Tahun Berkarya di Sikka, Inilah Pencapaian Plan International Indonesia

Maumere, Ekorantt.com – Plan International Indonesia (PII) Program Implementation Area (PIA) Flores didukung Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sikka menyelenggarakan kegiatan lokakarya mini phase out di Aula Hotel Pelita Maumere, Selasa (14/5/2019).

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan dari Kelompok Pelindungan Anak Desa (KPAD), perwakilan Sponsor Child (SC) atau anak sponsor, dan semua organisasi berkaitan dengan perlindungan anak yang telah bekerja sama dengan Plan International Indonesia selama 20 tahun di bumi Nian Tana.

Adapun tujuannya, yakni menilik kembali perjalanan Plan Indonesia, khususnya di Kabupaten Sikka, yang telah menginjaki usia 20 tahun, dari tahun 1998 hingga 2019.

Berakhirnya pendampingan program sponsorship ini tentu saja menandakan keberhasilan pelbagai program yang telah dijalankan oleh lembaga tersebut.

Hadir pula dalam kesempatan itu, Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan International Indonesia.

iklan

Dalam sambutannya Dini mengatakan, lokakarya mini phase out sponsorship ini merupakan bentuk sharing dan pertanggungjawaban Plan International Indonesia kepada pemerintah, masyarakat, dan semua stake holder yang ada di Kabupaten Sikka.

“Agar anak-anak sponsor, keluarga dan masyarakat mengetahui dan memahami berbagai capaian selama 20 tahun kerja bersama di Kabupaten Sikka,” ujar Dini.

Lebih jauh lagi, Dini menambahkan harapannya agar capaian yang terjadi selama kurang lebih 20 tahun, terutama terkait perlindungan anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, dapat terus dipertahankan dan senantiasa mendapat dukungan dari Pemda Sikka untuk mencapai Kabupaten Sikka yang layak anak.

Patut diketahui, kehadiran Plan International Indonesia selama 20 tahun di Sikka dimulai dengan program sponsorship, dengan jumlah anak-anak sponsor tertinggi pada tahun 2015 yang mencapai 7750 SC dan mengalami penurunan berturut-turut pada 3 tahun berikutnya, yaitu; tahun 2016 dengan jumlah SC 5750 anak, tahun 2017 dengan jumlah SC 3658, tahun 2018 dengan jumlah SC 1578 dan secara berturut-turut selama tahun 2019 anak SC dampingan Plan selesai.

Jumlah ini tersebar di beberapa wilayah dampingan, khususnya di 8 kecamatan (Kangae, Kewapante, Talibura, Waiblama, Magepanda, Tanawawo, Paga dan Mego) dan 44 desa.

Sudah barang tentu terdapat beragam capaian yang telah dilakukan oleh PII.

Salah satunya berkaitan dengan Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Hak Seksual Reproduksi, yang mana pada tahun 2013 hingga 2016 terdapat 2.473 bayi di bawah 6 bulan pada 39 desa target yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

Juga terdapat 6.417 anak dengan rentang usia 6-23 bulan menerima makanan tambahan yang tepat dalam dampingan program CAIMCN.

Selain itu, hingga tahun 2017, beberapa capaian di wilayah dampingan pun terdapat 5.042 remaja perempuan yang akan menikah terdaftar di Kantor Urusan Agama (KUA).

Ada juga 4.434 bayi kurang gizi dengan usia antara 2 sampai 2,5 tahun mendapatkan bantuan perbaikan gizi, dan 595 Posyandu telah memiliki kader kesehatan desa.

Selanjutnya, untuk program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis komunitas, terdapat 13.141 anak usia dini yang telah mendapatkan pendidikan di 63 PAUD-HI, termasuk anak dengan kondisi disabilitas; dan juga 104 PAUD menerima manfaat program Plan di 44 desa dampingan dan 21 desa non-dampingan Plan.
Merangkak ke tahun 2018, terdapat 1.985 anak usia dini belajar di 104 PAUD-HI (1.014 laki-laki, 958 perempuan) dan 47 posyandu di 13 desa dampingan yang sekaligus menjadi lembaga layanan PAUD.

Selain itu, terbentuk 141 Kelompok Ibu serta 3 Kelompok Bapak di 10 Desa dampingan.

Dalam konteks kerja sama dengan Pemda, replikasi kerja sama Plan dan Pemerintah Kabupaten Sikka telah berhasil membentuk total 144 Kelompok BKB-HI.

Lantas, melalui program Pemberdayaan Ekonomi dalam rangka membangun kemandirian, Plan memfasilitasi 11 koperasi kredit di Desa Bu Utara, Desa Bu Selatan, Desa Poma, Desa Bu Watuweti, Desa Loke, Desa Tuawua, Desa Detubinga, Desa Pruda, Desa Natarmage, Desa Wailamung, dan Desa Tua Bau.

Akan tetapi, karya-karya nyata Plan International Indonesia tak hanya itu.

Melalui program sanitasi, air bersih dan perilaku hidup sehat, terdapat 194 sumur gali telah dibangun di 4 desa dampingan dan 174 unit Penampungan Air Hujan (PAH) yang dibangun di 2 desa.

Terdapat pula 28 jalur pemipaan dengan gravitasi yang terfasilitasi di 18 desa dengan total panjang pipa induk mencapai 64.612 meter.

Panjang total jalur distribusi sepanjang 5.458 meter, dan mencakupi 222 unit kran umum rumah tangga yang dibangun di 28 jalur distribusi air bersih, yang ditambah dengan 54 unit kran di bangunan umum.

Selain itu, Plan International Indonesia juga melakukan kegiatan fasilitasi dalam rangka kampanye dan mendorong perubahan perilaku di 76 Sekolah Dasar dan 46 Sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

Selain itu, pembentukan dan pelatihan Tim STBM Kecamatan dan Tim Verifikasi dan Monitoring Desa ODF di 8 wilayah kecamatan.

Program Plan juga bergerak ke arah pengurangan risiko bencana di sekolah dan desa, pemberdayaan ekonomi kaum muda dan pemenuhan salah satu hak anak, yakni terkait kepemilikan akta kelahiran.

Pada tahun 2013, total akta kelahiran yang dibuat berjumlah 1.082 lembar; tahun 2014, 627 lembar; tahun 2015 sebanyak 2.247 lembar; dan tahun 2016, 267 lembar.

Terkait KPAD (Kelompok Perlindungan Anak Desa), Forum Anak Sikka (FAS) difasilitasi pembentukannya pada tahun 2004 dan telah diadopsi Pemda Sikka dengan adanya Surat Keputusan Bupati untuk kepengurusan FAS Forum Anak Desa (FORADES).

Langkah ini kemudian terimplementasikan di 44 Desa dampingan Plan dari 8 wilayah kecamatan pada tahun 2017.

Lebih jauh, terdapat 44 KPAD juga telah terbentuk di 44 desa dampingan Plan dari 8 Kecamatan melalui Surat Keputusan Kepala Desa Pengurus.

Mereka mendapatkan pelatihan paralegal, keadilan restoratif (restorative justice), dan penguatan organisasi, sehingga terjadi penurunan tingkat kekerasan terhadap anak pada tahun 2000-2012.

Selama ini, terdapat 46 kasus kekerasan anak sejak adanya KPAD, namun terjadi penurunan antara periode tahun 2014-2016 yang hanya tercatat 3 kasus kekerasan terhadap anak di 44 desa dampingan Plan International Indonesia.

Plan International Indonesia pun berharap, pencapaian-pencapaian itu menjadi modal yang baik untuk Kabupaten Sikka agar terus berkembang dengan memerhatikan hak anak, kesetaraan untuk anak perempuan serta perlindungan anak menuju Kabupaten Sikka yang layak anak.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA