Petuah Pramuka dari Ruas Soekarno-Hatta

Maumere, Ekorantt.com– Suasana di kediaman jabatan Wakil Bupati Sikka, Selasa (5/1/19) tampak berbeda dari biasanya. Pelataran halaman yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, Maumere itu dipenuhi oleh anak-anak berseragam Pramuka. Mereka ternyata peserta didik dari SMPK Hewerbura, Kecamatan Hewokloang.

Mereka datang secara khusus untuk mendemonstrasikan kecakapannya ihwal aktivitas Pramuka di hadapan Wakil Bupati Sikka Romanus Woga yang juga berstatus sebagai Wakil Pimpinan Cabang (Wapimcab) Sikka.

Meski dibayang-bayangi sedikit gerimis, atraksi pertunjukan kemampuan berpramuka berjalan baik. Anak-anak yang masih kecil itu tidak gugup dan begitu sigap merespons perintah dari kakak-kakak pembina. Mereka aktif dan cermat sekali.

Hal tersebut kemudian memantik perhatian dari ibu Wapimcab Sikka Mathilde Clementina. Istri Romanus Woga ini rupanya tak puas hanya sekadar menyaksikan kelihaian anak-anak tersebut. Sehingga dia putuskan untuk ambil waktu sejenak guna berbagi cerita dengan anak-anak itu.

“Mereka (anak-anak, red) ini  masa depan Kabupaten Sikka. Mereka harus butuh nasihat dan wejangan dari kita sebagai orang tua,” kata dia kepada Ekora NTT usai acara peragaan hari itu.

iklan

Maka, di samping kiri beranda rumah jabatan, para Pramuka muda pun berkumpul. Membaur bersama Mathilde Clementina. Tentu saja, di dalam Pramuka, sosok Mathilde Clementina bukanlah dikenal sebagai istri Wakil Bupati Sikka, melainkan dipanggil “kakak”.

Suasana cair, Mathilde duduk di tengah dan anak-anak mengitarinya.

Mathilde Clementina

“Hari ini kakak mau cerita. Ini tentang pengalaman kakak dulu waktu di Jakarta dan ada hubungan erat dengan dunia Pramuka,” dia mulai membuka percakapan.

Kakak Mathilde bercerita tentang kisah sepasang suami istri yang hendak dirampok tapi kemudian selamat dan balik menjebloskan komplotan kriminal itu ke dalam sel.

Suami dan istri tersebut punya perusahaan masing-masing dan letaknya saling berjauhan. Suatu waktu, sang istri ada sendirian di perusahannya dan tiba-tiba datang gerombolan perampok yang paksa dia untuk serahkan uang 1 miliar.

Dia bingung dan tidak tahu harus membuat apa. Tapi, dia kemudian dapatkan akal. Dia bilang ke mereka untuk menelepon suaminya. Dalam percakapan di telepon, dia memang hanya benar-benar katakan agar suaminya datang ke kantor dan bawa uang 1 miliar.

Tapi ada satu hal yang tak dipahami para pencuri itu. Istri tersebut juga mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Ketukan itu adalah bagian dari kode morse yang membahasakan “bawa dengan polisi”. Suaminya paham.

Selang beberapa lama kemudian, suami tadi datang dan bawa uang 1 miliar. Para pencuri tampak senang. Namun, ketika menerima uang pemerasan itu, mereka pun langsung segera digerebek polisi. Alhasil, pasangan suami istri itu tak mengalami kerugian sedikit pun dan para pencuri dibekuk seketika.

Polisi tentu saja kaget melihat kerja sama yang dilakukan mereka berdua. Ketika mereka ditanyai bagaimana upaya pelaporan komplotan pencuri itu, jawaban yang diberikan adalah soal kode morse tadi. Rupanya suami istri tersebut sangat paham sandi-sandi morse itu.

Dan itu mereka pelajari lewat Pramuka. Demikianlah cerita dari kakak Mathilde.

Dari cerita tersebut, Mathilde berpesan kepada anak-anak yang hadir agar selalu giat dan aktif dalam mengikuti Pramuka. Menurutnya, Pramuka melatih kepekaan seseorang dalam menghadapi situasi apa saja.

“Selain itu, Pramuka juga akan membentuk mental kalian. Generasi sekarang harus punya karakter yang kuat,” petuah dia.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA