Lawan Kapitalisme, Oligarki, Korupsi, dan Perampasan Tanah, Mahasiswa Filsafat di STFK Ledalero Gelar Demonstrasi dan Teater

Maumere, Ekorantt.com – Kota Maumere pada peringatan hari Sumpah Pemuda, Senin, 28 Oktober 2019 tampak ramai.

Para mahasiswa yang sedang studi filsafat dan teologi di STFK Ledalero turun ke jalan melakukan demonstrasi dan pementasan teater di lapangan Gelora Samador Maumere.

Aksi demonstrasi mahasiswa digelar di Maumere bersamaan dengan aksi demonstrasi mahasiswa di sejumlah wilayah di Indonesia.

Mereka mengenakan baju berwarna hitam dengan kepala berikatkan bendera Merah Putih sambil menyampaikan orasi ilmiah, puisi, dan lantunan lagu untuk membakar semangat kaum muda dalam memberikan kontribusi berarti bagi kebaikan hidup bersama.

Rute demonstrasi mulai dari Jalan El Tari Maumere menuju Monumen Tsunami lalu ke Lapangan Kota Baru dan berakhir di Gelora Samador Maumere.

iklan
Mahasiswa berpose bersama di sela-sela aksi massa di Maumere, Senin (28/10). FOTO/ISTIMEWA

Dalam demonstrasi ini, para mahasiswa menyerukan beberapa tuntutan yaitu pertama, melawan kapitalisme neoliberal dalam segala wajahnya yang memiskinkan, mengalienasi, menggerus ruang hidup rakyat kecil, menurunkan kualitas hidup masyarakat, menutup akses kepada pendidikan yang layak, kesehatan, dan kemakmuran bersama.

Kedua, melawan gerakan arus balik menuju Orde Baru yang tampak dalam politik oligarki yang menguntungkan segelintir elite di baik di Jakarta maupun di tingkat lokal. Mahasiswa STFK Ledalero juga menolak kembali ke Orde Baru, menolak pembiaran kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu, dan pemeliharaan terhadap penjahat HAM.

Ketiga, menolak korupsi dalam segala bentuknya dan pelemahan lembaga antikorupsi (KPK).

Keempat, menolak penindasan terhadap kelas pekerja dan ketimpangan penguasaan lahan.

Kelima, menuntut penyelesaian kasus pembakaran hutan yang mengorbankan hayat hidup masyarakat miskin.

Setelah melakukan demonstrasi di sejumlah tempat di Kota Maumere, para mahasiswa mengundang seluruh masyarakat Kabupaten Sikka untuk menyaksikan penampilan teater di lapangan Gelora Samdor Maumere.

Teater yang dibawakan berada di bawah payung tema kaum muda.

Aksi mahasiswa STFK Ledalero di panggung lapangan Gelora Samador Maumere, selain menjadi hiburan bagi masyarakat kota Maumere, juga menjadi pembelajaran penting bagi kaum muda agar menjadi masyarakat sipil yang bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Komentar-Komentar

Mahasiswa pose bersama usai pementasan teater di Lapangan Gelora Samador Maumere, Flores, Senin (28/10) malam. FOTO/ISTIMEWA

Ketua STFK Ledalero Pater Otto Gusti Madung, SVD ketika dihubungi via facebook mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh SEMA Ledalero.

Beliau menegaskan bahwa kegiatan STFK on the road adalah salah satu kegiatan dengan topik reformasi dikorupsi.

Di tengah realitas demokrasi yang kian dibajak oleh sejumlah partai politik pengejar rente dan para oligark, menurut Ketua STFK Ledalero, mahasiswa tidak boleh tinggal diam dan hendaknya membangun kekuatan alternatif untuk menyelamatkan nasib demokrasi.

“Kita perlu terus mengawal jalannya kekuasaan agar betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat banyak,” ungkap Pater Otto.

Selain itu, Ketua STFK Ledalero juga berharap agar para mahasiswa tidak boleh hanya termakan suasana ramai atau ikut-ikutan berdemonstrasi.

Demonstrasi harus selalu berawal dari pembacaan dan analisis yang tajam terhadap persoalan sosial politik yang sedang terjadi.

“Saya harap agar para mahasiswa juga terus membaca dan menganalisis persoalan dari segi akademik sehingga aksi tersebut bisa dibangun di atas landasan teoritis yang kuat dan juga sebaliknya pengetahuan teoritis yang diperoleh dalam studi dapat dibenturkan dengan realitas sosial konkret,” kata Pater Otto.

Dosen Program PKK STFK Ledalero Emilianus Yakob Sese Tolo juga menyampaikan apresiasi terhadap SEMA Ledalero yang telah mengorganisasi kegiatan demonstrasi di Kota Maumere.

“Kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa STFK Ledalero ingin menunjukkan bahwa STFK Ledalero sudah keluar dari kenyamanan dirinya dan menjadi sebuah kampus yang progresif. Kampus yang progresif adalah kampus yang selalu berdiri bersama rakyat untuk memperjuangkan nasib rakyat yang terus menerus ditindas oleh kekejaman oligarki dan neoliberalisme. Kegiatan demonstrasi bermaksud untuk menempatkan masyarakat yang menjadi korban sebagai sentral pembahasan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang bisa menjawabi kebutuhan mereka,” kata Emilianus.

MenurutEmil, kegiatan demonstrasi juga menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti pada soal transfer dari dosen ke mahasiswa, tetapi bergerak lebih jauh bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan di kelas sebagai senjata untuk memperjuangkan nasib rakyat di luar kampus.

Selain itu, kegiatan demonstrasi sebagai sebuah bentuk pengabdian terhadap masyarakat tidak cukup hanya dilakukan sekali saja.

“Karena kekuasaan yang tidak dikontrol akan cenderung korup, maka sudah semestinya kegiatan demonstrasi harus menjadi habitus akademik para mahasiswa STFK Ledalero. Tidak cukup kita berdemo hanya sekali saja,” kata dosen PKK STFK Ledalero.

Rio Nanto, Ketua SEMA STFK Ledalero, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bekerja sama menyukseskan kegiatan STFK on the road di hari Sumpah Pemuda yang ke-91 tahun.

“Kegiatan besar seperti ini tidak mungkin berjalan sukses kalau SEMA Ledalero berjalan sendiri. Keberhasilan kegiatan ini berkat kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu, mewakili SEMA Ledalero, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing menyukseskan kegiatan kami. Kami juga menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan kami,” ungkap Rio Nanto.

Penyelenggaraan kegiatan ini dilakukan berkat kerja sama dengan sejumlah pihak seperti Pemerintah Kabupaten Sikka, Bank NTT, MBC TV, Perusahaan Wings, dan Polres Sikka.

Jean Loustar Jewadut

TERKINI
BACA JUGA