38 Difabel di Sikka Ikut Pelatihan Softskill

Maumere, Ekorantt.com – Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga membuka kegiatan pelatihan rehabilitasi sosial berbasis komunitas melalui dukungan dari dunia usaha di Mai Sai Pangan Lpka Maumere pada Senin, (26/10/2021).

Adapun 38 orang difabel mengikuti pelatihan softskill yang dibimbing oleh para pelaku usaha di Kabupaten Sikka meliputi pelatihan keterampilan di bengkel las, kayu, sepeda motor, salon, kursus menjahit dan pengolahan pangan lokal. Pelatihan tersebut sedianya akan dilaksanakan selama 16 hari.

Pada kesempatan itu juga Wabup Romanus memberikan motivasi kepada para pelaku usaha yang akan mengikuti kegiatan pelatihan tersebut.

“Oleh karena itu motivasi saya ikuti kegiatan ini dengan baik. Ini ada perhatian dari pemerintah terhadap semua orang baik orang miskin, orang cacat semuanya diperhatikan. Oleh karena itu Departemen Sosial mempunyai kewajiban itu,” ujarnya.

Kepada para peserta, Romanus berpesan agar mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan baik dan tekun. Selain itu, peserta harus mempunyai visi kedepan jika ingin menjadi orang sukses.

Staf Balai Rehabilitasi Sosial, Penyandang Disabilitas, Sensorik Rungu Wicara-Efrata Kupang, Samuel Bulu mengatakan pelatihan ini merupakan program dari Kementerian Sosial (Kemensos) lewat kegiatan rehabilitasi sosial berbasis komunitas melalui dukungan dunia usaha.

iklan

“Ada 38 orang yang akan mendapatkan pelatihan dan disebar ke 6 jenis usaha yang ada di Kota Maumere,” kata Samuel.

“38 difabel yang mengikuti softskill ini akan mendapatkan pendampingan dari instruktur dalam upaya mendalami pelbagai keterampilan seperti menjahit, pertukangan, salon, las, bengkel motor, dan aneka keterampilan lainnya,” tambahnya.

Samuel menjelaskan, para peserta pelatihan akan mengikuti pelatihan selama 16 hari dimana dalam seminggu ada 4 hari pelatihan selama minimal 6 jam.

Sedangkan jam pelatihan termasuk harinya tidak menutup kemungkinan bertambah tergantung kepada perusahaan dan koordinator di masing-masing jenis usaha yang diikuti.

Dikatakan Samuel, peserta memilih jenis pelatihan yang akan diikuti tergantung kepada bakat dan minat yang dimiliki sehingga diharapkan bisa menerapkannya usai pelatihan.

“Tidak menutup kemungkinan peserta pelatihan akan melanjutkan pelatihan di tempat tersebut dan bisa bekerja di perusahaan tersebut bila sudah memiliki keterampilan,” ucapnya.

Samuel mengakui para disabilitas kalau diberdayakan mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa apalagi dengan adanya pelatihan sehingga memiliki keterampilan.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA