Maumere, Ekorantt.com – Dua dokter anestesi, dr. Remidazon Riba dan dr. Yosefin Erfleniati Jati, dipastikan tetap bekerja di RSUD dr. TC Hillers Maumere.
Pada Kamis, 8 Mei 2025, mereka berdua akan meneken kontrak kerja sehingga bisa bekerja full time di rumah sakit. Hal ini menepis isu liar yang mengabarkan pengunduran diri keduanya.
“Besok kembali bekerja. Masalahnya sudah selesai,” ujar dr. Yosefin singkat saat ditemui di Kantor Bupati Sikka usai rapat bersama pemerintah dan manajemen rumah sakit, Rabu, 7 Mei 2025.
Keduanya, yang merupakan putra-putri asli Nian Tana, sempat berhenti bekerja dari rumah sakit lantaran manajemen tidak menanggapi usulan evaluasi beban kerja dokter.
Akibat kekosongan tersebut, RSUD TC Hillers harus menyewa dokter anestesi dari luar, namun tetap tidak mampu mencegah terjadinya enam kasus kematian bayi dari akhir 2024 hingga April 2025.
Masalah ini mendapat perhatian serius dari Gubernur NTT, Melki Laka Lena, yang pada 13 April 2025 turun langsung dan menyampaikan permintaan maaf kepada kedua dokter serta masyarakat Sikka.
Upaya tersebut berhasil memulihkan hubungan dan memulangkan kembali kedua tenaga medis ke rumah sakit.
Meski sempat beredar kabar bahwa keduanya kembali mengundurkan diri karena kesepakatan tidak dijalankan oleh manajemen rumah sakit, dr. Yosefin enggan berkomentar lebih jauh.
“Itu saja ya,” ujarnya saat dimintai keterangan lebih lanjut.
Wakil Bupati Sikka, Simon Subandi Supryadi, membantah rumor itu dan memastikan bahwa dr. Yosefin dan dr. Remidazon masih menjalankan tugas secara aktif.
“Dokter berdua selama ini aktif di rumah sakit sejak kami antar itu,” tegas Simon.
Ia menjelaskan, isu di media sosial tentang ketiadaan dokter anestesi dipicu oleh kesalahpahaman pihak keluarga pasien.
“Dokter anestesi itu melayani pasien darurat. Ketika bukan kasus darurat, maka pelayanan tidak diberikan. Setelah dengar info itu, saya langsung telepon dokter Remi, dia bilang tidak ada pasien emergensi yang belum ditangani,” jelasnya.
Simon menambahkan, pihak rumah sakit akan memperbaharui kontrak kerja kedua dokter dan memenuhi sejumlah tuntutan mereka, termasuk evaluasi menyeluruh terhadap beban kerja.
Kembalinya dua dokter spesialis ini menjadi angin segar bagi sektor kesehatan di Kabupaten Sikka. Diharapkan, angka kematian ibu dan bayi yang sempat meningkat dapat ditekan, bahkan dihilangkan sama sekali.