Mendengarkan Kelompok Milenial Bicara Perubahan Iklim

Ruteng, Ekorantt.com – Kolaborasi semua pihak sangat urgen dalam menyikapi perubahan iklim. Tak terkecuali kelompok milenial. Suara mereka harus didengar.

Hal ini menjadi salah satu alasan kegiatan youth gathering diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Yayasan Ayo Indonesia bersama Yayasan Mariamoe Peduli (YMP) di Aula Kopdit Mawar Moe pada Selasa, 4 Januari 2022.

Kegiatan yang bertajuk ‘Ngobrol Perubahan Iklim Bareng Local Champion’ itu melibatkan orang muda dari berbagai organisasi dan komunitas.

Project Officer LSM Yayasan Ayo Indonesia, Eni Setyowati mengatakan,  youth gathering adalah bagian dari program Koalisi Pangan Baik yang diwakili oleh Yayasan Ayo Indonesia. Pihaknya mengumpulkan kelompok milenial yang peduli akan masalah perubahan iklim.

Banyak kelompok rentan, kata Eni, yang peduli dengan isu perubahan iklim, seperti pemuda, anak-anak, dan difabel. Sayangnya, suara mereka jarang terdengar.

“Kami mengharapkan ada local champions dari milenial yang bisa menyuarakan isu perubahan iklim dalam konteks lokal, kemudian mempromosi dan memitigasi terutama yang berhubungan dengan pangan,” ujarnya.

Setelah kegiatan, lanjut Eni, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan para peserta. Pertama, peserta harus melakukan survei.

“Mereka yang terlibat langsung dalam mengumpulkan data. Kemudian mempelajari metode survei,” sebutnya.

Kedua, leadership camp. Dalam hal ini, pemuda jadi agent average, baik ke tingkat pemerintahan, maupun masyarakat. Sehingga ada leadership camp yang akan mendidik mereka menjadi agen advokasi yang baik, termasuk bagaimana membuat konten yang baik.

“Jadi media penyebaran informasi diharapkan bukan lewat ngomong saja, tapi juga lewat media konten,” terangnya.

Ketiga, peserta melakukan citizen journalism. Di dalamnya peserta akan dilatih bagaimana cara menulis maupun menggarap isu perubahan iklim sehingga menjadi isu seksi. Harapannya, banyak orang tertarik.

Eni berharap, para pemuda yang terlibat dalam kegiatan tersebut mampu mengajak pemuda-pemuda lain untuk melakukan gerakan yang sama.

Eni bilang pihaknya sedang berupaya membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah perubahan iklim.

“Jadi sebenarnya efek perubahan iklim juga pada meningkatnya angka stunting. Misalkan terjadi gagal panen, berarti nggak punya uang untuk beli makanan,” bebernya.

Tahun 2022, lanjut dia, akan ditanam bibit kopi sebagai salah satu upaya mengurangi dampak pada perubahan iklim.

“Kita rencana mau menanam 2.000 bibit kopi untuk para local champion dengan varietas yang tahan akan perubahan iklim,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Albina Redemta Umen, Direktur Yayasan Mariamoe Peduli. Albina berpendapat, melibatkan orang muda dalam diskusi perubahan iklim adalah langkah tepat.

Menurutnya, adalah langkah penting untuk menciptakan agen-agen champion di tengah masyarakat yang akan menghadap dan menyikapi perubahan iklim.

“Perubahan harus dimulai dari anak muda. Saya berharap untuk anak-anak milenial mari kita memulai perubahan yang baru terhadap lingkungan,” imbuhnya.

Adeputra Moses

spot_img
TERKINI
BACA JUGA