Rayakan Natal dan Tahun Baru Bersama, Anggota HPI Sikka Kenakan Busana Adat

Maumere, Ekorantt.com – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sikka mengadakan Natal dan Tahun Baru di Blue Ocean Cottage, Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka pada Sabtu (08/01/22).

Dengan mengenakan baju adat dari beberapa etnis di Flores, anggota HPI terlihat anggun dan berbeda.

Seperti yang terlihat, Yashinta Nenty  mengenakan baju adat Kabupaten Sikka labu gete dengan sarung motif welak khas Hewokloang dan sanggul yang disebut legeng. Sementara yang pria menggunakan kain ragi dan lipa.

Isye Fernandes tampil mengenakan busana adat Ngada yang didominasi  warna hitam dan kuning. Sementara Anjelina Seda, tampil anggun dengan baju adat suku Lio, lawo lambu berwarna merah dengan sarung mangga khas etnis Lio, dilengkapi perhiasan berbahan logam yang disebut omen mbulu.

Anggota HPI Sikka lainnya, Manceana mengenakan pakaian adat  labu kodo dengan hoba agi khas Nagekeo.

iklan

Tak kalah menarik, Elisabet Maksensia memakai pakaian adat Manggarai dengan kain songke dan hiasan kepala bernama bali belo.

Selain mengenakan pakaian adat, para anggota HPI berkesempatan untuk menjelaskan makna dari motif pakaian adat yang dipakai. Hal tersebut bertujuan untuk menyegarkan kembali pengetahuan budaya yang dimiliki oleh semua anggota.

Ketua HPI Sikka, Arkadius Jong dalam sambutannya berpesan agar anggota HPI dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak. Dengan SDM yang ada, Arkadius yakin HPI akan bangkit setelah pandemi Covid-19 berlalu.

Ia pun berharap HPI Sikka terus menjaga kekompakan dan solidaritas bersama.

“Untuk membangun sebuah rumah yang baik, kita terpaksa menebang pohon kelapa yang sementara berbuah, merusak kelapa itu tidak baik tetapi maksudnya baik,” jelasnya.

Herry Ajo, seorang tour guide senior meminta semua anggota HPI Sikka untuk tidak pernah berhenti belajar. Menjadi tour guide berwawasan luas sangat penting pada zaman sekarang.

“Pentingnya lisensi dan sikap profesional dalam bekerja. Etika yang baik modal utama dalam bekerja sebagai tour guide,” tandasnya.

“Banyak pelatihan dan standar kompetensi yang telah diberikan hendaknya itu menjadi kesempatan baik untuk terus belajar,” sambung Herry.

Herry menggarisbawahi pun pentingnya sikap dan semangat pelayanan sebagai seorang pramuwisata.

Cucun Suryana

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA