Lakukan Hal-hal Kecil dengan Cinta yang Besar

Maumere, Ekorantt.com – KSP Kopdit Pintu Air merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-27 pada Jumat, 1 April 2022. Perayaan HUT dilakukan di kantor pusat dan cabang-cabang KSP Kopdit Pintu Air.

Khusus di kantor pusat, peringatan HUT ini ditandai dengan penanaman anakan pohon di mata air Wair Puan, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.

Penanaman anakan pohon merupakan bagian dari upaya untuk merawat ibu bumi. Di tengah perubahan iklim yang tidak menentu dibutuhkan komitmen untuk menjaga alam sekitar agar tetap lestari.

Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano mengatakan bahwa nama Pintu Air terinspirasi dari mata air Wair Pu’an, mata air yang menjadi sumber air bersih bagi warga kota Maumere.

Sudah seharusnya warga yang berada di sekitar mata air itu untuk memelihara dan menjaganya, kata Jano.

iklan

Lebih dari itu, kata Jano, isu perubahan iklim merupakan isu global. Apalah artinya bila itu hanya menjadi wacana belaka tanpa ada aksi.

“Apa yang kita lakukan memang sederhana tapi kita lakukan itu dengan niat dan cinta yang besar terhadap bumi ini,” pungkas Jano.

Misa Syukur

Selain penanaman pohon, HUT Pintu Air yang ke-27 ditandai juga dengan perayaan misa syukur dalam tema besar “Lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar”.

Dalam kotbah misa syukur, Pater George Kirchberger, SVD menyentil tema itu dengan mengatakan bahwa ucapan-ucapan kita mesti terwujud dalam aksi. Kata-kata tidak hanya keluar begitu saja, tanpa ada aksi di lapangan.

Senada dengan itu, RD Moses Kuremas dalam sambutannya meminta karyawan Pintu Air memperhatikan hal-hal kecil dalam pelayanan kepada anggota, salah satunya senyum.

Senyum, kata Romo Moses, merupakan hal sederhana yang pengaruhnya sangat besar dalam pelayanan keuangan.

“Jangan kita menunjukkan muka yang tidak bersahabat kepada anggota. Karyawan Pintu Air harus ramah dan memberikan senyuman kepada anggota,” tegas Romo Moses.

Istimewa

Kejujuran

Nilai lain yang mendapat perhatian khusus dalam perayaan HUT ke-27 KSP Kopdit Pintu Air adalah kejujuran. Kejujuran menjadi salah satu nilai dasar dalam pelayanan keuangan koperasi.

Dalam kesaksiannya, General Manajer KSP Kopdit Pintu Air, Gabriel Pito Sorowutun, nilai kejujuran melekat dalam pelayanan koperasi. Hal ini sejak awal ditanamkan dan didengungkan oleh perintis Pintu Air, Yakobus Jano.

Sebagai salah satu karyawan awal, Gabriel sadar bahwa kejujuran itulah yang membesarkan Pintu Air, dari lahir hingga besar seperti sekarang.

Menyentil tema perayaan HUT ke-27 Kopdit Pintu Air, Gabriel meminta tim manajemen untuk tidak melakukan hal-hal kecil untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Sebaliknya, “lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar”.

Senada dengan itu, anggota perintis Robertus Belarminus menuturkan bahwa hal-hal kecil yang dilakukan oleh anggota-anggota awal di Rotat telah mendatangkan hasil berlimpah. Anggota Pintu Air telah tersebar di mana-mana.

Seandainya, hal-hal sederhana tak dilakukan oleh para anggota awal tidak mungkin Pintu Air menjadi besar seperti sekarang.

“Saat itu kami bertemu di rumah penduduk. Lalu berikutnya bertemu di bawah pohon kakao di tengah kampung. Bulan berikutnya lagi bertemu di rumah penduduk. Dan seterusnya,” kenang Belarminus.

Kini, tutur Belarminus, para anggota sudah mendapatkan pelayanan Pintu Air melalui kantor-kantor yang representatif. Tentu hal tersebut terwujud setelah melewati perjalanan waktu yang panjang dan proses “yang tak mudah seperti membalikkan telapak tangan.”

Mewakili anggota, Belarminus berharap tim manajemen Pintu Air tetap menjaga kepercayaan anggota, mengingat anggota adalah pemilik koperasi.

“Berikanlah pelayanan yang terbaik kepada anggota,” pungkas Belarminus.

Filosofi Sepasang Kaki

Sehubungan dengan hal di atas, Jano mengutarakan filosofi sepasang kaki terkait hubungan anggota dan pengelola Kopdit Pintu Air.

“Anggota dan pengelola ibarat sepasang kaki. Satu kaki yang pincang maka akan mengganggu yang lain,” jelas Jano.

Anggota dan pengelola harus sama-sama menopang lembaga koperasi dengan baik. Anggota dan pengelola harus membangun sinergi satu sama lain, jelas Jano.

“Anggota adalah kekuatan dalam koperasi. Tanpa anggota, kita tidak bisa buat apa-apa. Dan anggota butuh pengelola untuk mengatur manajemen koperasi,” urai Jano.

Menutur Jano, pengelola punya kewajiban untuk mengedukasi para anggota agar memahami hidup berkoperasi.

“Anggota harus tahu bahwa koperasi ini adalah milik mereka sehingga ada rasa memiliki,” pungkas Jano.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA