Telisik Sejarah Christus Ratoe Itang, Majalah Bahasa Sikka Pertama Tahun 1926

Maumere, Ekorantt.com – Ekora NTT menelisik serentak menelusuri catatan sejarah pada tahun 1926 di Nian Tana Sikka.

Penelusuran ini menemukan bahwa terdapat penerbitan majalah bulanan Christus Ratoe Itang yang ditulis dalam bahasa Sikka.

“Christus Ratoe Itang merupakan majalah yang ditulis dalam Bahasa Sikka menggunakan ejaan lama. Satu-satunya majalah yang ditulis dalam bahasa daerah di Nusa Tenggara Timur pada waktu itu. Ini bukti peradaban membaca dan menulis bermula dari Nian Sikka,” kata Julianus Selsius tokoh muda asal Kecamatan Lela kepada Ekora NTT, Kamis (5/5/2022).

Aparatur Sipil Negara pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Sikka ini mengemukakan terbitnya majalah Christus Ratoe Itang pada saat itu merupakan terobosan luar biasa para tokoh tempoe doeloe dalam bidang pers serentak simbol tingginya peradaban dan perkembangan IPTEK yang maju di Nian Tana Sikka.

“Bahasa Sikka dijadikan sebagai media komunikasi dalam majalah ini. Tentu saja tidak terlepas dari kontribusi Gereja Katolik pada zaman itu,” ujarnya.

iklan
Tampilan dan desain Majalah Christus Ratoe Itang/Ekorantt.com

Lebih jauh, jelas Julianus, masa itu masih menggunakan ejaan lama di mana dirintis para Imam SVD dan para redaktur pendahulu, sambung Julianus, bertempat di Lela yang menjadi pusat pendidikan di Flores saat itu.

Dalam perjalanannya, tambahnya, redaksi dipindahkan ke Maumere dan Nelle.

Tulisan yang ada di majalah tersebut, kata Julianus, berkaitan dengan pendidikan, karya misi gereja Katolik, dan lain-lain.

Budayawan Sikka, Oscar Pareira Mandalangi mengatakan, selain tulisan di Majalah Christus Ratoe Itang tentang pendidikan dan karya misi gereja Katolik, ada juga kotbah singkat yang ditulis dalam bahasa daerah Sikka.

“Kotbah singkat yang ditulis dalam bahasa daerah Sikka mau mendekatkan iman kepada masyarakat Sikka. Karena pada waktu itu tidak semua orang bisa berbahasa Melayu (Bahasa Indonesia, red).

Seiring dengan perjalanan waktu, ungkap Oscar, majalah akhirnya tidak terbit lagi karena pergantian uskup terus-menerus dan tidak didukung dana.

Ketika ditanya apakah ada usaha untuk menghidupkan kembali majalah yang ditulis dalam Bahasa Daerah Sikka, Oscar mengatakan sudah terlambat.

Pada bagian lain wawancara, Oscar menerangkan, pada bulan Februari 2022 lalu para budayawan sedaratan Flores kecuali Manggarai berkumpul di aula Paroki Katedral St. Yosef Maumere dengan tujuan besar ingin menerjemahkan Injil ke dalam bahasa daerah masing-masing.

“Persekutuan orang Katolik Amerika menghendaki bahasa daerah dimasukkan dalam Injil. Pusatnya di Amerika, sedangkan perwakilannya di India. Di Sikka, ketua kelompok Kitab Suci Bahasa Daerah adalah Chris Ware,” kata Oscar sembari menunggu kegiatan lanjutan yang akan dilaksanakan pada waktu mendatang.

Terkait upaya untuk menghidupkan kembali Majalah Christus Ratoe Itang, mantan Pemimpin Redaksi Ekora NTT Agus Nong mengatakan kalau dipercayakan untuk mengelola majalah berbahasa daerah Sikka dirinya siap.

“Kalau mau hidupkan kembali majalah ini saya siap,” tandasnya.

TERKINI
BACA JUGA