Langkah Dekranasda NTT Selamatkan 737 Motif Tenun NTT

Kupang, Ekorantt.com – Dekranasda NTT telah mendaftar sebanyak 737 motif tenun asal NTT dalam indikasi geografis. Hal ini dilakukan untuk melindungi motif kain tenun NTT agar tidak diklaim sebagai milik kepunyaan daerah lain.

“Dekranasda bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM telah mendaftarkan 373 motif tenun asal NTT dalam indikasi geografis,” ujar Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat saat menjamu Komisi III DPRD NTT di Gedung Dekranasda NTT pada Jumat, 12 Agustus 2022.

Menurut  Julie Laiskodat, tujuan mendaftarkan 737 motif kain tenun asal NTT sebagai indikasi geografis agar motif-motif kain tenun asal NTT tidak diklaim pihak lain atau daerah lain.

“Karena sudah ada beberapa kali dari pihak lain mengklaim motif kita misalnya motif Sumba sebagai motif mereka. Kita mencegah agar tidak terjadi lagi,” ucapnya.

Di hadapan anggota Komisi II DPRD NTT, Julie Laiskodat mengatakan bahwa gedung Dekranasda NTT  telah menjadi miniatur mininya budaya NTT.

iklan

“Selain galeri, ada kain tenunnya juga. Ada baju adat, ada miniatur rumah adat. Di setiap stan ada TV yang menampilkan potensi-potensi yang ada di setiap daerah,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, rumah Dekranasda NTT juga menerima kursus belajar menenun bagi orang yang ingin belajar menenun.

“Setiap hari ada aktivitas menenun dari mama-mama binaan Dekranasda NTT. Mereka juga siap melatih orang-orang yang ingin belajar menenun,” ujarnya.

Dekranasda NTT, kata Julie Laiskodat, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2021 lalu untuk membuat program pelatihan dan pendidikan kecakapan kewirausahaan khusus untuk tenun.

Pelatihan ini melibatkan 1.000 peserta dari 18 kabupaten di NTT. Usia peserta berkisar antara 15-25 tahun bagi anak usia sekolah tapi yang telah putus sekolah.

Kegiatan pelatihan itu bertujuan agar anak-anak putus sekolah mengembangkan ekonomi dengan berwirausaha.

“Anak-anak yang belajar di sini kami memberikan mereka alatnya dan juga benang dengan standar kami, tidak luntur lagi dan juga lebih halus. Mereka ini kami beri supaya mereka bisa menenun dua helai. Dua helai ini mereka mampu menenun terus mereka bisa jual kembali ke kami,” terangnya.

Pendapatan dari hasil menenun tersebut, kata Julie, dapat dipakai untuk membeli kembali benang dengan standar yang telah ditetapkan Dekranasda NTT.

“Mereka ini nantinya akan menjadi wirausaha. Mereka sudah bisa mencari uang dari menenun,” tandasnya.

Patrik Padeng

TERKINI
BACA JUGA