Terminal Sepi, Sopir dan Pedagang Terseok-seok

Ruteng, Ekorantt.com – Dulu terminal menjadi salah satu pusat keramaian. Selain untuk mengatur lalu lintas kendaraan, terminal juga menjadi pusat ekonomi.

Namun, hal itu tidak terjadi sekarang. Terminal-terminal mulai tampak sepi. Salah satunya, Terminal Lando di Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Kala Ekora NTT merapat ke terminal tersebut, ada Theresia Nue (46) yang masih duduk diam di terminal. Ia gelisah karena kue-kue miliknya belum terjual habis.

“Reme gereng oto sot masuk cee terminal, Nana (Lagi tunggu mobil yang akan masuk ke terminal, Nana),” sahut Nue ketika Ekora NTT mengajukan pertanyaan padanya, Rabu (31/8/2022).

Mama Theresia saban hari menjual kue di terminal. Ia menggendong keranjang jualannya.

iklan

Setiap kali mobil yang datang ke terminal, wanita kelahiran 1976 itu terus menyodorkan keranjangnya kepada para penumpang.

Ia bilang, dirinya menjual kue keliling sejak tahun 2013 dan mendapatkan uang tergantung banyaknya kendaraan yang berhenti di terminal.

Mama Theresia menceritakan, saat terminal masih terbilang ramai, kue jualannya cepat laku. Hal itu justru berbanding terbalik dengan sekarang. Kadang dalam sehari, kue dalam satu keranjang tersebut tidak habis terjual.

Beda danong, setiap kali cai oto sodor deit keranjang (Beda dulu, setiap kali mobil datang langsung sodor keranjang kue),” ungkapnya dengan nada lirih.

Ai tema toe manga penumpang hoo ga. Terus tema masuk kole oto (Sekarang tidak ada penumpang. Terus tidak masuk lagi mobil ke terminal),” sambungnya.

Dulu, Theresia bilang, hasilnya bisa membantu biaya pendidikan anaknya. Sebab, setiap hari dirinya meraup keuntungan sebesar Rp300 ribu. Namun, sekarang, Mama Theresia tidak bisa mendapat uang Rp50 ribu dari hasil jualannya itu.

Ca kanang tegi dami. Cala nganceng ngger cee koes oto soo, kut ise nganceng koe weli barang so cee ata pika dami (Satu saja permintaan kami. Kalau bisa mobil taxi bisa masuk ke terminal, supaya mereka bisa beli jualan kami),” sebutnya.

Feri, salah seorang sopir mengaku, salah satu penyebab sepinya terminal yakni orang sudah banyak memiliki kendaraan pribadi.

“Beda dulu, tidak semua orang memiliki kendaraan. karena sekarang kendaraan merupakan kebutuhan,” katanya

Walaupun tergolong sepi, dirinya masih bersyukur karena masih ada pemasukan setiap hari.

Feri bilang, semenjak mulainya pandemi Covid-19 sampai sekarang pemasukannya hanya Rp100 ribu per hari. Sebelumnya sangat berbeda, mereka mendapat Rp200.000 hingga Rp300.000.

“Sekarang sudah lumayan setelah Covid-19, cukup bagi kebutuhan keluarga.”

Sejauh pengamatan Feri, penyebab lainnya adalah ketidaktegasan pemerintah dalam menegakkan aturan.

“Bagusnya penumpang yang dari kabupaten lain harus turun di terminal. Karena memang aturannya begitu,” ketusnya.

Feri juga meminta pengertian penumpang untuk sama-sama mengetahui aturan.

“Yang kita tahu kan terminal tempat naik dan turun penumpang. Kalau sampai di terminal kan harus turun. Harus masing-masing mengerti sebenarnya. Tapi banyak penumpang yang tidak mengerti dengan aturan,” pungkasnya.

Terpisah, Sekretaris Dinas Perhubungan, Marselinus Berahi mengemukakan bahwa pihaknya belum melakukan pengkajian khusus tentang penyebab sepi terminal.

Namun, sejauh pengamatannya, salah satunya penyebabnya adalah banyak sekarang kendaraan umum yang tidak beroperasi lagi.

“Kita belum kaji secara khusus pengamatan kita di lapangan,” kata Sekretaris Marselinus.

Akan tetapi, pihaknya selalu ingatkan kepada petugas agar penumpang diwajibkan turun di terminal. Pengawasan dari petugas, kata dia, tentunya demi keselamatan dan kenyamanan penumpang.

Marselinus juga mengakui bahwa sekarang masih adanya travel liar yang masih susah dilacak. Travel itu berpelat hitam.

“Jadi susah. Mobil pribadi atau muat penumpang? Apalagi di Manggarai Timur ini antar kabupaten,” terangnya.

Soal sopir yang meminta pajak, dia mengakui, bahwa itu merupakan kelalaian dari para petugas terminal, kurangnya pengawasan.

“Intinya (penumpang) wajib turun,” tegasnya.

Marselinus menyarankan, jika ada calo yang melakukan pungli, maka ia sarankan melapor hal itu kepada mereka dan pihak kepolisian.

“Komitmen kami ke depan untuk mempertegas kembali, sehingga penumpang wajib turun di terminal,” tutupnya.

TERKINI
BACA JUGA