Mengail Minat Politik Milenial

Oleh: Tanty Maria dan Silvy Chiphy

Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y atau Generasi Langgas), adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batasan waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini.

Para Ahli dan Peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini, hingga awal 2000-an, sebagai akhir kelahiran (Bdk. Wikipedia Bahasa Indonesia).

Jika merujuk pada batasan di atas, maka dapat dipastikan bahwa pemilih dalam Pemilu 2024 didominasi generasi milenial. Namun realitas selalu berbicara lain. Partisipasi generasi milenial dalam pemilu kerap jadi perdebatan seru dan tidak berujung jelas. Mengapa?

Isu politik tidak dijadikan pilihan menarik dalam obrolan generasi milenial atau anak muda. Isu politik seperti Pemilihan Umum (Pemilu) dianggap sebagai pembahasan yang sangat serius dan berat bagi generasi milenial.

Pemilu hanya sebatas ajang seremonial politik para politisi yang ingin merebut tampuk kekuasaan di panggung politik. Berpolitik adalah urusan orang tua dan bukan urusan generasi milenial atau orang muda.

Pesta demokrasi lima tahunan hanya sebatas agenda rutin biasa dan tidak berdampak pada kehidupan generasi milenial baik secara individu maupun komunal. Pemilu dianggap sebagai hajatan yang terkesan kaku, mengumbar janji-janji hampa dengan iming-iming menggiurkan, tidak rasional dan tanpa realisasi.

Untuk menepis anggapan primitif bernada minor tentang Pemilu, hendaknya penyelenggara pemilu, partai politik peserta pemilu dan para politisi, harus mampu mengemas agenda-agenda Pemilu sesuai tahapan lebih menyentuh hasrat atau minat yang sedang digandrungi generasi milenial saat ini.

Partai peserta Pemilu dan para politisi tidak sekadar mendatangkan artis-artis yang bertujuan untuk menghibur dan mengail simpati masa semata, tetapi hal yang paling penting adalah Pendidikan Politik Kritis Praktis yang lebih menyentuh nurani generasi milenial.

Kegiatan kampanye terbuka tidak saja dijadikan ajang untuk menunjukkan siapa hebat dan siapa lemah, siapa berduit dan siapa tidak, atau sekadar hura-hura politik, tetapi harus menyuguhkan materi-materi bernuansa edukatif yang bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan di kemudian hari.

Para partai peserta pemilu dan para politisi, harus mampu membuktikan kepada generasi milenial bahwa Pemilu tidak sekadar ajang hura-hura, ajang adu popularitas dengan seabrek prestasi tetapi ajang pembuktian untuk mengukur bobot dan kualitas demokrasi itu sendiri, termasuk kualitas pemimpin yang dihasilkan.

Mengingat besarnya jumlah dan potensi generasi “zaman now” dalam Pemilu 2024, maka kegiatan sosialisasi, pendidikan pemilih pemula harus dikemas dalam bentuk yang lebih sederhana, menarik, dan disesuaikan dengan situasi kekinian. Untuk mengail simpati politik milenial membutuhkan taktik dan strategi jitu yang lebih inovatif, kreatif, dan menarik.

Pola-pola sosialisasi, pendidikan pemilih pemula yang dilakukan hendaknya selaras dengan selera generasi milenial, agar suasana pemilu benar-benar berkualitas di mata generasi milenial.

Hiburan, music, ivent olahraga bisa menjadi pilihan cerdas sebagai media sosialisasi yang dipakai oleh penyelenggara Pemilu, partai politik peserta Pemilu dan para politisi dalam menggaet simpati generasi milenial untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024.

Mereka yang disebut dengan istilah generasi “zaman now” atau milenial, perlu mendapat asupan informasi yang baik, benar dan menarik tentang Pemilu. Konsep dan pemahaman tentang demokrasi, politik seperti Pemilu perlu ditanamkan kepada generasi milenial sedini mungkin, dengan metode penyajian yang menarik dan menyenangkan.

Keterlibatan generasi milenial dalam pesta demokrasi lima tahunan tidak sekadar penggembira, tetapi berperan sebagai pelaku Pemilu yang aktif, karena nasib dan masa depan bangsa ini berada di tangan generasi milenial.

Adalah kecelakaan demokrasi, jika generasi milenial yang digadang-gadang sebagai agen perubahan yang menentukan arah pembangunan dan kemajuan bangsa, hanya berperan sebagai penonton.

Generasi milenial yang digadang-gadang sebagai agen perubahan, penentu arah pembangunan, kemajuan bangsa dan negara pada masa yang akan datang harus menjadi pionir yang siap memberikan arah dan pemahaman kepada masyarakat luas tentang demokrasi (Pemilu) yang berkualitas dan inklusif. Semoga!

*Jurnalis Warga

spot_img
TERKINI
BACA JUGA