Mbay, Ekorantt.com – Kaum muda di Kabupaten Nagekeo, NTT, diajak turut serta menjaga etika saat menggunakan media sosial demi menjaga kerukunan dan persatuan di tengah masyarakat.
“Pengaruh media sosial sangat besar di era sekarang. Sehingga etika atau perilaku bermedia sosial harus tetap dijaga,” kata Yanuarius Bala Pili, saat membawa materi Etika Digital dalam workshop pekan literasi digital di aula Koperasi Boawae, Jumat (5/5/2023).
Ia mengatakan seseorang yang menggunakan media sosial secara cerdas dengan mengedepankan etika akan berdampak baik dan menghasilkan sesuatu yang bermutu.
Sebaliknya, seseorang yang tidak menerapkan etika maka akan berdampak buruk bagi diri sendiri.
“Bahkan sangat berpotensi akan terjerat hukum,” ucap dia.
Yanuarius menyebutkan etika bermedia sosial yang perlu dicermati ialah penggunaan tata bahasa yang baik dan benar.
Selanjutnya, hindari penyebaran informasi tentang suku, ras dan agama (SARA), pornografi dan aksi kekerasan.
Kemudian cek kebenaran berita atau suatu informasi melalui akun resmi, menghargai hasil karya orang lain dan tidak mengumbar informasi pribadi berlebihan.
“Tren sekarang ialah berita bohong atau hoaks. Ini yang fatal sekali bila tidak mampu mengenali,” kata Yanuarius.
Jurnalis Ekora NTT ini menyebut hanya berkisar 21 hingga 36 persen pengguna media sosial mampu mengenali hoaks dari 30-60 persen yang terpapar.
“Paparan hoaks pada tahun 2020 naik menjadi 13 persen sesuai data dari laporan tahunan Mikorsoft. Nah, ini yang harus kita sama-sama perhatikan,” kata dia.
Noviea Aziza, pemateri lainnya mengingatkan kaum muda agar menggunakan internet yang sehat dan aman.
Kaum muda perlu menghindari hoaks yang bakal mengancam kekacauan, keresahan, ujaran kebencian bahkan hingga mengancam keutuhan negara.
“Salah satu faktor penyebab ialah rendahnya literasi digital,” kaya Noviea.
Ia merekomendasikan cara untuk menghindari penyebaran informasi palsu yakni berhati-hati dengan judul provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto, ikut serta grup diskusi anti hoaks.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nagekeo Dona Andreas Korsini menyatakan hoaks atau berita bohong diciptakan oleh orang-orang tertentu untuk tujuan tertentu.
Karena itu ia menyarankan agar perlu menerapkan pendidikan awal kepada generasi muda terutama generasi milenial.
“Pendidikan awal melalui gerakan literasi digital sangat diperlukan. Agar setiap pengguna media sosial bisa menerapkan etika bermedia sosial dengan baik untuk daerah dan bangsa kita ini,” kata Andreas.