Sambut Baru Bawa Berkah bagi Pedagang Kayu Bakar di Pasar Alok, Maumere

Maumere, Ekorantt.com – Perayaan komuni pertama atau sambut baru membawa berkah tersendiri bagi pedagang kayu bakar di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT.

Osias misalnya, pedagang kayu bakar di Pasar Alok, Maumere, mengakui permintaan kayu bakar meningkat sepekan terakhir.

Ia pun harus menyiapkan stok dalam jumlah banyak. Apalagi berkaca dari pengalaman tahun lalu, kekurangan stok membuatnya kewalahan memenuhi permintaan konsumen.

“Kami kadang-kadang kewalahan stok kayu bakar dan batok kelapa habis karena permintaan cukup tinggi. Dalam minggu ini saja, saya sudah dapat uang Rp 2 juta dari hasil jual kayu bakar,” ujar Osias kepada Ekora NTT, di Pasar Alok, pada Kamis, 8 Juni 2023.

Osias bilang, usaha kayu bakar dan batok kelapa sangat menjanjikan, apalagi ketika musim pesta, hari raya, dan hajatan lainnya.

iklan

Sebelumnya mulai merintis usaha itu, Osias berjualan pisang. Namun keuntungannya tak seberapa, sebab pisang tak bertahan lama. Ia kemudian memantapkan pilihan untuk bisnis kayu bakar.

“Saya pernah jualan pisang tapi untung sedikit karena pisang tidak bertahan lama. Kalau kita simpan terlalu lama nanti masak dan rusak. Maka itu, saya putar haluan jualan kayu bakar karena bertahan lama,” tutur Osias.

Awalnya, ungkap Osias, usaha jualan kayu bakar dan batok kelapa mulai dirintis di Pasar Bongkar Perumnas Maumere. Belakangan ia pindah ke Pasar Alok setelah pemerintah memutuskan lokasi itu akan dijadikan sebagai Pusat Jajanan Cendera mata (PJC).

“Saya berjualan kayu bakar dan batok kelapa sudah puluhan tahun. Karena penghasilannya juga bagus, maka saya bertahan sampai hari ini usia saya sudah 65 tahun,” kata pria asal Wolowukak ini.

Osias mengatakan, kayu-kayu bakar ini dipasok dari wilayah Aimitat, Nangarasong, Blidit, dan wilayah lainnya. Jenis kayunya beragam, mulai dari kayu lamtoro, kesambi dan lainnya.

“Kayu lamtoro satu ikat harganya Rp10 ribu. Kalau tiga ikat Rp25 ribu. Sedangkan kayu kesambi harga satu ikat Rp20 ribu. Kalau tiga ikat Rp50 ribu. Bisanya kalau beli banyak kami kasih gratis satu atau dua ikat,” katanya.

Berkat usahanya, Osias bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bahkan ia berhasil menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi.

“Salah satu anak saya sudah menjadi bidan di salah satu puskesmas di Kabupaten Sikka,” ucapnya.

Agustinus, warga kota Maumere, mengaku sering membeli kayu bakar dan batok kelapa di Pasar Alok untuk kebutuhan usahanya.

“Kalau masak air di kompor lama mendidihnya, karena kita masak di panci berukuran besar untuk bersihkan kulit babi. Kalau kayu bakar kan nyalanya besar dan air cepat mendidih,” ungkap pria yang kesehariannya sebagai penjual daging babi di Pasar Alok ini.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA