Kamis, 21 September 2023
Ekorantt.com
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
Ekorantt.com
No Result
View All Result
11 Agustus 2023

Kemenkes RI Sosialisasi Kesehatan Jiwa bagi Remaja Usia Transisi

Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar tahun 2018, 10 persen penduduk Indonesia usia 15 sampai 24 tahun mengalami gangguan mental emosional.

Patrick PadengbyPatrick Padeng
in Kesehatan
0
Kemenkes RI Sosialisasi Kesehatan Jiwa bagi Remaja Usia Transisi

Para peserta mengisi lembar komitmen kesehatan jiwa remaja usia transisi (Foto: Patrick Padeng/Ekora NTT)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WA

Kupang, Ekorantt.com – Ratusan pelajar dari beberapa sekolah di kota Kupang antusias mengikuti kegiatan sosialisasi pentingnya kesehatan jiwa di Aula Hotel Kristal Kupang, Jumat (11/8/2023).

“Risiko gangguan jiwa ringan hingga berat ini dapat disebabkan karena adanya beberapa faktor mulai dari faktor biologis, psikologis, dan juga faktor sosial,” ujar Ketua Tim Promosi Kesehatan Jiwa dan Kemitraan Direktorat Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, Dr. Lucia Maya Savitri.

Ia menjelaskan, 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah remaja usia produktif.

Lucia menerangkan tantangan yang dihadapi bangsa saat ini adalah masalah kesehatan jiwa pada remaja. Hal ini berdampak pada situasi remaja mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar tahun 2018, 10 persen penduduk Indonesia usia 15 sampai 24 tahun mengalami gangguan mental emosional. 

BacaJuga

Akselerasi Capaian UHC, BPJS Kesehatan Luncurkan Program Pesiar

Dokter Danny Gunawan Jadi Direktur Utama Rumah Sakit Adonara

Bocah 10 Tahun di Sikka Meninggal di Rumah Sakit, Punya Riwayat Digigit Anjing

Warga Apresiasi Komitmen Pemerintah Benahi Kebersihan Pasar Naikoten

Sedangkan 16,2 persen mengalami depresi dan 10,6 persen kematian akibat bunuh diri pada terjadi pada usia 10 sampai 20 tahun. 

Masalah kesehatan jiwa di Indonesia, Lucia melanjutkan, merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang harus mendapat perhatian dari seluruh pihak.

“Remaja tidak saja harus sehat secara fisik. Tetapi harus sehat secara jiwanya juga secara sosialnya. Sehingga berkontribusi untuk komunitas dan masyarakat di sekitarnya,” ungkap Lucia.

Ia menambahkan sosialisasi tersebut memberikan peluang kepada Indonesia untuk menjadi negara maju. Karena itu, harus mempersiapkan atau mencetak SDM generasi-generasi unggul dan berkualitas.

Untuk diketahui, kegiatan itu merupakan program intervensi penguatan kesehatan jiwa bagi remaja usia transisi. Hal itu sebagai upaya promotif dan preventif sejak dini.

Para remaja sedang mengikuti sosialisasi kesehatan jiwa di Kupang (Foto: Patrick Padeng/Ekora NTT)

Kepala Dinas Kesehatan dan Kependudukan Sipil Provinsi NTT, Ruth Laiskodat, mengatakan remaja usia transisi rentan mengalami masalah kesehatan jiwa.

Ia menjelaskan bahwa 50 sampai 75 persen masalah kesehatan jiwa pada remaja rentan terjadi pada umur 14 sampai 24 tahun.

Pada usia ini terjadi perubahan biologis, psikologis, dan lingkungan yang menyebabkan stres sehingga remaja perlu beradaptasi.

“Jadi kalau 50 sampai 75 dari 10 anak, 5 sampai 75 anak mengalami masalah kejiwaan,” kata Ruth.

Untuk masalah kejiwaan khususnya remaja di usia transisi, kata Ruth, harus disertai dengan kemampuan mengatasi akan berdampak pada saat dewasa yakni rentan mengalami gangguan jiwa.

Menurutnya, pemahaman remaja akan kesehatan jiwa menjadi sangat penting agar masalah dapat diidentifikasikan sejak dini sehingga dapat berdampak pada pembangunan sosial dan ekonomi.

“Karena ada 50 sampai 75 remaja mengalami gangguan jiwa, kedepannya tidak dilakukan screening, diberikan solusi, dicari jalan keluar, maka pada saat melanjutkan kuliah maka akademis akan jelek,” ungkapnya.

Dirinya berharap, apa yang diterima dan diperoleh dari kegiatan ini para pelajar mampu menjadi agen perubahan bagi teman-teman mereka di sekolahnya masing-masing.

Ia juga berpesan kepada para siswa untuk tidak melakukan bullying kepada teman-temannya yang memiliki kekurangan akan tetapi harus membantu.

“Jadi mulai hilangkan kebiasaan menyampaikan fisik. Contoh, keriting lu jalan sudah! Itu tidak boleh. Karena itu akan mempengaruhi jiwa teman-teman kita,” kata Ruth menandaskan.

Tags: Kemenkes RIkesehatan jiwaKesehatan jiwa remajaRemaja usia transisiSiswa di Kupang
Previous Post

FOTO: Praktik Baik Masyarakat Lokal sebagai Solusi Menghadapi Perubahan Iklim

Next Post

Berikut 12 Pejabat Eselon II di Flotim yang Baru Dilantik

Baca Juga Artikel Lainnya

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

21 September 2023
Perumda Tirta Komodo dan Kejari Manggarai Rajut Kerja Sama Pendampingan Hukum

Perumda Tirta Komodo dan Kejari Manggarai Rajut Kerja Sama Pendampingan Hukum

21 September 2023
DPRD Sikka Optimistis Alfin Parera Mampu Jalankan Tugasnya

DPRD Sikka Optimistis Alfin Parera Mampu Jalankan Tugasnya

21 September 2023
Lantik Penjabat Bupati Sikka, Ayodhia Kalake Titip Empat Pesan

Lantik Penjabat Bupati Sikka, Ayodhia Kalake Titip Empat Pesan

21 September 2023
Ribuan Pendukung Partai Perindo Deklarasi Calon Anggota DPRD Sikka

Ribuan Pendukung Partai Perindo Deklarasi Calon Anggota DPRD Sikka

21 September 2023
Pemdes Bangka Kenda Tetapkan Perdes tentang Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

Pemdes Bangka Kenda Tetapkan Perdes tentang Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

20 September 2023

Banyak Dibaca

Habis Kasus Tunjangan Sertifikasi, Terbitlah Kasus Tunjangan Guru Daerah Terpencil di Sikka

Kejari Sikka Setor Rp575 Juta Lebih ke Kas Negara dari Korupsi Dana BTT

Alfin Parera Jadi Penjabat Bupati Sikka, Sekda NTT: SK Sudah Ada

Pesta Komuni Pertama Berujung Petaka, Nyawa Pria di Matim Tak Tertolong

Tanpa Formasi Tenaga Teknis, Ini Jumlah Formasi PPPK Tahun 2023 di Ende

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

Ratusan Pekerja Migran NTT Pulang dalam Peti Mati, Padma Indonesia: Harus Ada Upaya Emergensi

Dilantik Jadi Kepala Dinas, Even dan Lamber Mesti Proaktif Cegah Korupsi

Next Post
Berikut 12 Pejabat Eselon II di Flotim yang Baru Dilantik

Berikut 12 Pejabat Eselon II di Flotim yang Baru Dilantik

Tentang Kami - Redaksi - Pedomaan Media Siber - Kontak
@Copyright - PT Pintar Media Group
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi

© 2022 Ekorantt.com