Mbay, Ekorantt.com – Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Dedu Ghele Raja, menyebut empat gunung api di Nusa Tenggara Timur saat ini berstatus waspada atau level II.
“Dari 17 gunung api di NTT, ada empat gunung kini berstatus waspada,” ujar Zakarias di Mbay, Kamis, 21 Desember 2023.
Hal ini disampaikannya saat sosialisasi mitigasi bencana geologi kepada sejumlah aparat desa dari wilayah rawan bencana, para lurah, camat, dan badan dinas, akademisi serta awak media di Aula Hotel Sinar Kasih-Mbay.
Empat gunung api yang berstatus waspada adalah gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, gunung api Ine Lika di Kabupaten Ngada, gunung Lewotobi Perempuan dan gunung api Lewotobi Laki-laki di wilayah Kabupaten Flores Timur.
Zakarias menjelaskan untuk status gunung api Ile Lewotolok turun dari siaga ke status waspada sejak 28 Desember 2022.
Hal itu berdasarkan pemantauan visual aktivitas yang menunjukan penurunan aktifitas vulkanik dan erupsi dari sebelumnya pada 29 November 2020.
Sementara gunung api Ine Lika mengalami peningkatan status, dari normal (level I) naik menjadi waspada atau level II. Kenaikan status tersebut karena adanya peningkatan aktifitas vulkanik yang terbaca pada seismik hasil rekaman kegempaan.
“Ine Lika adalah kompleks atau kawasan gunung api. Terdapat 12 kawah bekas letusan,” ujar dia.
Ia menambahkan aktivitas vulkanik di Ine Lika menunjukkan adanya peningkatan sehingga statusnya dinaikkan sejak awal Desember 2023. Hal itu mengakibatkan bau gas menyengat di sekitar pemukiman warga.
Selanjutnya, gunung api kembar Lewotobi Perempuan dan Laki-laki di Kabupaten Flores Timur yang mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
Badan Geologi Kementerian ESDM melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikan status dari level I atau normal menjadi level II atau status waspada pada 17 Desember 2023.
Zakarias mengimbau kepada masyarakat di sekitar gunung api agar tidak panik karena kenaikkan status menjadi waspada. Aktivitas pertanian tetap dilakukan, warga dan para pendaki diimbau untuk tidak beraktifitas di radius 2 km dari puncak kawah gunung tersebut.
“Kami memantau 24 jam, intinya mendengar peringatan dari pemerintah. Jangan percaya hoaks,” kata dia.