Maumere, Ekorantt.com – Pengurus dan manajemen kantor pusat Kopdit Pintu Air merayakan misa syukur Jumat Pertama (Jumper) di Rotat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur pada Jumat, 6 September 2024.
Misa dipimpin Pater Ovan, O.Carm, Pastor Pembina para frater Karmel di Biara Dionisius Wairklau Maumere.
Dalam homili singkatnya, Pater Ovan berpesan kepada karyawan Kopdit Pintu Air agar sedapat mungkin melayani anggota dengan hati. Menurut dia, hati yang baik akan melahirkan buah-buah kebaikan.
“Meskipun dalam sebuah lembaga ada aturan, jangan sampai karena alasan aturan kita menafikan sisi kemanusiaan. Aturan itu penting tetapi martabat manusia jauh lebih penting,” ujarnya.
Pater Ovan berkata, “hati kita ibarat bank data, karena itu hati kita harus dipelihara dengan baik agar tidak dicemari oleh hal-hal yang buruk.”
Hati yang baik, lanjut dia, akan mendatangkan kebaikan. Sementara hati yang buruk akan menyimpan kepahitan atau keburukan.
Pater Ovan juga mengingatkan agar kegiatan Jumper bukan hanya menjadi kegiatan rutin semata. Semua orang harus menjadikan Jumper sebagai ajang untuk mengintrospeksi diri. Lalu, bertekad untuk mengurangi satu kelemahan dalam diri.
Ia mengharapkan agar orang-orang Pintu Air menjadi pribadi yang baik bagi semua anggota.
“Di Pintu Air kalian bekerja untuk kepentingan umum. Karena itu jadilah pribadi yang autentik bukan kosmetik. Kurangi kelemahan atau tindakan yang tidak baik, perbanyaklah berbuatan baik agar Kopdit Pintu Air semakin dipercaya,” ujar Pater Ovan.
Selain berbicara tentang hati, Pater Ovan juga berharap manajemen Kopdit Pintu Air untuk selalu berpikir yang positif dan bersikaplah secara sportif serta bertindak secara produktif. Sebab, antara pikiran dan sikap yang positif akan melahirkan tindakan-tindakan yang produktif yang pada ujungnya akan menghasilkan buah-buah kebaikan untuk banyak orang.
Ketua Pengurus Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano mengucapkan terima kasih kepada Pater Ovan yang telah memimpin perayaan ekaristi syukuran pada Jumper kali ini.
Jano mengingatkan manajemen supaya bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab yang dilandasi sikap serta perilaku jujur.
“Tidak nao (bahasa Sikka curi), makan apa yang dihasilkan melalui keringat kita sendiri.”
“Kita menggaungkan semboyan ketika kau susah aku bantu dan ketika aku susah kau bantu, tetapi fakta di lapangan kita justru membuat susah orang lain. Di masing-masing unit kerja kita saling mengadili,” ujar Jano.
Karena itu, ia berpesan kepada pimpinan di masing-masing kantor cabang dan cabang pembantu agar benar-benar menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang mengayomi semua stafnya. Menjaga kekompakan demi menggapai kesuksesan bersama.
Jano kemudian menyampaikan pesan filosofis ala pemimpin orang Sikka, ‘Naruk gete tenak kesik, naruk kesik tena potat‘ yang artinya tugas pemimpin itu mengatasi masalah yang besar menjadi kecil, dan masalah yang kecil menjadi tidak ada.