Maumere, Ekorantt.com – Sekolah Luar Biasa (SLB) Bhakti Luhur Maumere memperingati Hari Disabilitas Internasional dengan menyelenggarakan jalan sehat pada Selasa, 3 Desember 20204.
Jalan sehat ini mengambil rute dengan titik awal dari halaman SLB Bhakti Luhur menuju El Tari, Warumbia, Pasar Alok, Lepo Bispu, hingga berakhir kembali di halaman SLB.
Peserta jalan sehat yakni siswa SLB 150 orang, para pendidik, serta mitra SLB dari Dinas Sosial, UNIPA, Puskesmas Kopeta, Pengawas Dikemen Sikka, SLB Floresta, dan Paguyuban Orang tua.
Kepala Sekolah SLB Bhakti Luhur Maumere, Suster Gardiana Karya mengatakan jalan sehat yang melibatkan berbagai mitra tersebut hendak menyerukan pesan kepada masyarakat agar ramah terhadap saudara-saudari penyandang disabilitas.
“Kita di sini banyak yang belum tahu bahwa 3 Desember itu peringatan disabilitas internasional. Kita ingin agar masyarakat lebih ramah terhadap saudara-saudara kita yang disabilitas,” ujar Suster Gardiana kepada Ekora NTT, Kamis, 5 Desember 2024.
Mengusung tema “Mari bersinergi mengoptimalkan potensi anak berkebutuhan khusus menuju masa depan inklusif”, kata dia, perayaan hari disabilitas ini menyerukan pesan agar masyarakat memiliki kesadaran serta penghargaan terhadap penyandang disabilitas.
Lanjutnya, penting untuk membentuk perspektif masyarakat yang inklusif dan mengakomodir potensi-potensi yang dimiliki penyandang disabilitas, karena “penyandang disabilitas mampu mengemban berbagai macam tugas di masyarakat baik ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.”
Suster Gardiana mengapresiasi para siswa SLB yang dalam keterbatasannya mampu terlibat dalam jalan sehat. Ia juga mengapresiasi para pihak yang turut serta dalam jalan sehat tersebut, serta dukungan dari orang tua dan para dermawan.
Ia berharap, ke depannya masyarakat lebih ramah terhadap saudara-saudari penyandang disabilitas, serta terlibat aktif dalam kampanye-kampanye ramah disabilitas dan menciptakan masyarakat yang inklusif.
Koordinator kegiatan, Gregorius Dor Oko Mongko mengatakan dukungan terhadap penyandang disabilitas merupakan bagian dari tujuan pembangunan nasional yakni penciptaan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Akan tetapi, kata dia, perhatian itu masih kurang. Hal itu tampak dalam minimnya penyediaan fasilitas umum yang ramah disabilitas, serta kurangnya edukasi ke masyarakat sehingga banyak orang yang kurang peduli.
“Penyandang disabilitas tidak berbeda, mereka semua istimewa. Keberagaman, termasuk adanya saudara-saudara yang disabilitas, adalah kekayaan yang harus dirayakan, bukan sesuatu yang harus dihindari,” kata Rigo, sapaannya.
Dia berharap agar masyarakat “berempati dan menaruh kepedulian dengan cara yang tepat bagi para penyandang disabilitas.”
“Mari kita bergandengan tangan untuk mendukung saudara-saudari kita yang berkebutuhan khusus, membuka ruang dan menerima mereka tempat untuk berkreasi dan mengabdi dalam segala aspek kehidupan.”
“Setiap orang memiliki peran penting dalam membentuk masyarakat inklusif,” pungkasnya.
Penulis: Risto Jomang