Maumere, Ekorantt.com – Ketua pengurus KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano mengingatkan pengurus dan manajemen untuk melayani anggota dengan selalu berpijak pada ajaran-ajaran agama.
“Bila koperasi dalam pelaksanaannya senantiasa memperhatikan nilai-nilai kebersamaan dalam memberdayakan anggota menurut nilai-nilai dasar dan berpijak pada ajaran agama yang kita anuti tentu koperasi itu akan berkembang dengan baik,” ujar Jano ketika berbincang dengan Ekora NTT di ruang kerjanya pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Ia kemudian mengungkapkan beberapa cara hidup anggota koperasi yang berpijak pada nilai agama atau nilai spiritual meliputi; mengutamakan kejujuran dan transparansi, serta menjaga kepercayaan dan amanah anggota.
Kemudian, menghormati dan menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, menggunakan sumber daya dengan bijak dan bertanggung jawab, serta berbagi dan membantu anggota yang membutuhkan.
Jano juga mengingatkan pengurus dan manajemen Kopdit Pintu Air agar mengedepankan nilai etika bisnis seperti, menghargai kerja sama dan kesetaraan, mengutamakan keadilan dan kesederhanaan, menghindari praktik korupsi dan penipuan, menjaga kualitas produk atau jasa, serta menghormati hak-hak anggota dan mitra.
Selain itu, pengurus dan manajemen Kopdit Pintu Air harus senantiasa menjaga nilai sosial dalam lingkup kerja koperasi.
Itu seperti, membangun kebersamaan dan solidaritas, mengembangkan kesadaran sosial dan lingkungan, mendukung pendidikan dan pelatihan, serta membantu anggota yang mengalami kesulitan dengan berfokus pada kemajuan bersama.
Pesan Natal
Kepada Ekora NTT, Jano juga menekankan pesan Natal 25 Desember 2024 untuk segenap anggota dan aktivis Kopdit Pintu Air agar senantiasa membangun kehidupan bersama yang penuh damai dan sejahtera.
Menurut dia, pelayanan yang baik dan prima kepada anggota dapat terjadi bila para aktivis terlebih dahulu merasakan kedamaian kemudian baru bisa membagikannya kepada anggota yang dilayaninya.
Pesan ini juga, lanjut Jano, mengingatkan para pegiat koperasi tentang makna sejati Natal, yaitu kelahiran Yesus Kristus sebagai Juru selamat umat manusia.
“Sebentar lagi kita diundang untuk merayakan Natal dengan hati yang penuh sukacita dan syukur, serta untuk menjadi saksi kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Menurut Jano, Natal sejatinya sebagai peristiwa di mana Tritunggal Allah yang berbelas kasih, mengambil inisiatif untuk menghampiri manusia dalam karya penyelamatan yang sangat agung.
Pemikiran itu tentu saja sejalan dengan pesan Natal Nasional 2024 dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang berfokus pada tema “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem” (Lukas 2:15).
Jano menekankan bahwa pesan ini tentu saja menjawab panggilan Allah, memperbarui harapan dan keyakinan umat kepada Yesus, serta datang kepada-Nya dengan iman dan sukacita.
Ia kemudian mengurai beberapa poin penting yang dapat didalami dari pesan tema ini adalah, pertama, menjawab panggilan Allah dengan iman dan ketaatan. Kedua, memperbarui harapan dan keyakinan kita kepada Yesus, datang kepadaNya dengan iman dan sukacita. Ketiga, menjadi saksi kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari dan membangun kehidupan bersama yang penuh damai sejahtera.