Peningkatan Produktivitas Pangan Lokal Solusi Atasi Kemiskinan dan Stunting di NTT

Ia menginginkan agar bahan baku yang digunakan pada program makan gratis bergizi ini berasal dari daerah sendiri.

Mbay, Ekorantt.com – Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto mengatakan, peningkatan produktivitas pangan lokal menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan kemiskinan dan menyelesaikan persoalan stunting di NTT. 

Menukil data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase kemiskinan di NTT pada Maret 2024 tercatat sebesar 19,48 persen, menjadikannya salah satu dari tiga provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Selain itu, NTT juga memiliki prevalensi stunting tertinggi kedua di Indonesia, mencapai angka 37 persen.

“Saat ini sudah ada program makan gratis bergizi yang diberikan kepada anak-anak kita. Ini merupakan program untuk memenuhi asupan gizi bagi anak-anak,” kata Andriko saat kunjungan kerja ke Kabupaten Nagekeo pada Kamis, 16 Januari 2025.


Ia menginginkan agar bahan baku yang digunakan pada program makan gratis bergizi ini berasal dari daerah sendiri. Itu seperti beras dan sayur dari petani NTT. Daging dan telur ayam dihasilkan dari peternak lokal, dan ikan datang dari nelayan lokal.

“Sehingga nantinya program ini bukan saja menjawab masalah stunting dengan pemenuhan gizi seimbang, melainkan juga ada peningkatan ekonomi masyarakat,” kata Andriko. 

Andriko juga mengatakan, perluasan fasilitas seperti embung menjadi kunci kemandirian pangan di NTT.

Ia menyampaikan itu ketika meninjau sarana irigasi embung Deki di Desa Dhereisa, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo. Embung Deki dibangun Pemerintah Provinsi NTT empat tahun lalu.

Menurut dia, Embung Deki dibangun sebagai sarana irigasi dalam optimalisasi produktivitas lahan. Ini juga untuk mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto terkait swasembada pangan. 

“Pemanfaatan embung ini sudah mulai berproses dan mengairi lahan sekitarnya,” jelas Andriko. 

“Ini merupakan contoh mengoptimalkan lahan yang ada dalam peningkatan produktivitas lahan. Ada untuk sawah dan juga untuk tanaman lain seperti jagung,” tambah dia.

Ia pun ingin untuk membangun lagi embung-embung lain untuk memanfaatkan lahan yang ada. Sebab itu, Andriko meminta Pemerintah Kabupaten Nagekeo untuk mengirimkan usulan ke Kementerian Pertanian terkait potensi lahan, sarana irigasi (embung), pompa air, hingga benih dan pupuk.

“Ini juga untuk mendukung swasembada pangan yang diharapkan Bapak Presiden Prabowo,” katanya. 

Andriko juga mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT mendorong optimalisasi lahan agar produktivitas pangan NTT terus meningkat.

“Provinsi NTT memiliki empat juta hektare lahan kering dan harus dimanfaatkan untuk swasembada dan kemandirian pangan,” katanya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA