Maumere, Ekorantt.com – Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawasan dan kinerja di lingkungan organisasi, Ketua Komite Cabang Akkareso Makassar, Petrus Simon, bersama perwakilan dari KCP Yogyakarta, Guido Abong, menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim pengawas selama ini.
Hal itu disampaikan pada kegiatan Pra RAT ke-7 Tahun Buku 2024 yang bersangkutan di aula Sumur Yakob lantai 3 gedung kantor pusat KSP Kopdit Pintu, Selasa, 8 April 2025.
Keduanya menyoroti pentingnya transparansi dan pemerataan informasi dalam proses pengawasan.
Mereka mengusulkan agar indikator dan alat ukur yang digunakan oleh pengawas dapat dibagikan ke seluruh cabang dan Kantor Cabang Pembantu (KCP).
“Kami berharap indikator dan alat ukur tersebut dapat menjadi acuan bagi setiap unit kerja dalam menilai dan memperbaiki kinerjanya secara mandiri,” ujar Petrus.
Guido menambahkan, langkah ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi pengawasan, tetapi juga mendorong budaya kerja yang lebih akuntabel dan proaktif di seluruh lini organisasi.
Sebelumnya, Ketua Pengawas KSP Kopdit Pintu Air, Barnabas Hening, menyampaikan laporan pengawasan tahun 2024 yang menunjukkan pertumbuhan positif sekaligus sejumlah catatan penting yang harus menjadi perhatian manajemen koperasi.
Dalam paparannya, Barnabas mengungkapkan bahwa jumlah anggota KSP Kopdit Pintu Air tumbuh sebesar 11,5 persen atau bertambah 45.477 orang sepanjang tahun 2024.
Meski pertumbuhan ini menggembirakan, ia menyoroti dua hal yang perlu ditangani secara serius, yakni meningkatnya jumlah anggota yang keluar dan anggota yang tidak aktif.
“Pengawas meminta manajemen untuk segera menyusun strategi konkret guna menarik kembali anggota yang keluar dan memastikan bahwa penyebab kepergian mereka bukan akibat kelalaian manajemen dalam memberikan layanan,” tegas Barnabas.
Ia juga mengingatkan pentingnya penyelesaian administrasi yang berkaitan dengan kepatuhan hukum, sebagai bentuk tanggung jawab dan transparansi dalam pengelolaan koperasi.
Terkait profil risiko, Barnabas menekankan agar manajemen lebih selektif dalam penyaluran kredit.
“Kami meminta agar panitia kredit melakukan analisis dan survei yang cermat agar angka kredit bermasalah dapat diminimalkan,” ujarnya.
Pada tahun 2024, penyaluran kredit tercatat tumbuh 12,39 persen. Namun demikian, pengawas tetap meminta manajemen meningkatkan efektivitas dalam proses pemberian kredit guna menjaga kualitas portofolio pinjaman koperasi.
Selain itu, pengawas juga menyoroti pentingnya efisiensi dalam pengelolaan operasional koperasi.
Hal ini berkaitan dengan optimalisasi Sisa Hasil Usaha (SHU) yang menjadi indikator kinerja keuangan koperasi.
Barnabas berharap SHU di akhir tahun buku dapat mencapai target yang lebih baik melalui pengelolaan yang hemat dan efisien.
Mengakhiri laporannya, Barnabas menyatakan bahwa secara keseluruhan, KSP Kopdit Pintu Air masih berada dalam kategori cukup sehat.
Meskipun ada sejumlah aspek yang memerlukan perhatian lebih, koperasi ini dinilai memiliki potensi besar untuk terus berkembang.